Kunjungi Iklan

Tuesday, August 26, 2014

Belajar Menulis

Dalam kehidupan begitu banyak kisah yg dialami setiap makhluk d bumi ini, ada senang, sedih, susah, mudah, nelangsa l, bahagia, berjuang, pasrah, putus asa dan berbagai rasa kehidupan yang lain yg ada di dunia ini.
Di sini, Ayla akan menceritakan sebuah kisah kehidupan anak manusia wanita yg hidup d keluarga sangat pas pas an yg memiliki integritas dan cita2 setinggi angkasa.
Di sini ceritanya dimulai, dengan haru pilu serta perjuangan untuk meraih sukses bahagia.
Bocah cilik berusia 5 tahun itu bernama Marwah. Dia bocah cilik yg periang, sayang sama ibunya, Ibu Annah, sampai sampai kalau d tinggal ibunya, nangisnya minta ampun. Dari rumah di bawah barongan pring sampai jalan utama di selatan terdengar jerit tangis bocah itu. Neneknya yg sdah lanjut, sekitar 50 tahun mencoba mendiamkan Marwah agar tidak menangis lagi, tetapi tidak berhasil, paman dan bibinya pun tidak bisa membuat Marwah berhenti dari tangisnya. Dalam hati Marwah, yang dia tahu hanya ibunya yang paling dia sayangi yang bisa memenuhi perasaan hati dan keinginannya, bukan orang lain.
Jerit tangis itu semakin menderu jauh sampai terdengar dari ladang d mana ibundanya tercinta sedang bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
"Huaaaaaaaa, Ibuuuuuk." Jerit tangis Marwah.
Sontak mendengar putri dewasanya menangis, lantas ibu Annah lekas pulang dengan perasaan takut, cemas, jengkel, tergesa-gesa, seolah dia merasakan kesakitan.
Sesampainya di rumah, ibu Annah melihat Marwah sedang menangis tiada henti sambil berkelempanga di pelataran dan memanggil "Ibukku mana, Ibukku mana, Ibukku mana... huaaaaaaa." Seraya ibu Annah, menggendong bocah cilik itu dan menenangkannya.
Tapi si Marwah tetap belum diam, sedu tangis, bengap mata dan hidungnya masih merah membara. Ibu Annah pun berkata; "Diam! Kalau tidak diam biar d jantur kayak jambu mete." Namun tetap saja sedu tangis Marwah tetap berlanjut. Dan ibu Annah berucap dengan nada kesal; "Marwah! Anak kok nakal, diam!" Ibunya pun mencubit Marwah, sehingga Marwah pun semakin menangis dengan lantang sampai2 d penghujung tangisnya tidak terdengar suaranya.
Ibu Annah pun menggendong Marwah, sampai untuk berjalan, berkeliling di jalan untuk menenangkannya. Dalam perjalanan tersebut, ibu Annah melihat ada jamur tumbuh yang sudah mekar dan siap dipetik untuk nantinya akan ditumis atau digoreng.
Ibu Annah berucap; "itu lho Nak ada jamur, diam ya, nanti ibu gorengkan jamur itu untuk Marwah, Marwah diam ya." Marwah pun melihat prnasaran, dan ternyata jamur itu ada jumlahnya bukan hanya 1 tapi sebanyak 3 batang. Marwah pun senang melihatnya, dan Marwah minta turun dari gendongan Ibu Annah, dan siap untuk memetik 3 batang jamur yang sudah mekar itu. Karena tangan bocah cilik itu belum selihai tangan orang dewasa petikan jamur pertama membuat Daun.jamur yang lebar itu robek. "Lhooo, robek Buk?." Kata Marwah. Ibu Annah melihat dan berucap; "lhooo sayang sekali, sini biar ibu petikkan." Ibunya pun memetikkan 2 sisa jamur yang masih menancap dipinggir tanah menjulang yang lembab itu. Marwah senang melihatnya, "Sini buk biar Marwah bawa." Kata Marwah. Ibunya pun memberikan kedua jamur yang utuh itu kepada Marwah. Batu berukuran sedang berwarna gelap tanah, tidak terlihat oleh Marwah yang cilik itu, dan dia pun tersungkur ke tanah. Seraya jamur yang dipegangnya jatuh.
"Hati-hati Nak, ceroboh sekali, bandel si dibilangin." Ucap ibu Annah. Marwah pun terdiam dan menunduk karena takut jikalau ibu yang disayanginya itu marah dan memukulnya. Marwah pun dicubit sampai menangis. Namun seorang ibu pun tetap menyayangi dan mencintai anaknya, ibu Annah menggendong Marwah masuk kedalam dapur untuk menggorengkan jamur lusuh itu untuk Marwah.
Ibu Annah menyodorkan jamur goreng itu dan selepek nasi untuk dimakan Marwah. Marwah pun memakannya sepunuk nasi beserta jamur itu hingga habis.

-Pesan Moral dari kisah di atas adalah bahwa bagaimanapun nakal, bandel dan nakalnya seorang anak, seorang ibu akan tetap menyayanginya walaupun terkadang cara itu tidak d tunjukkan dengan kelembutan. Sebaliknya jga seorang anak akan tetap menyayangi dan ingin menghormati ibunya meskipun, seorang anak itu d bentak dicubit dll.
Tapi sebagai orang dewasa yang lebih mengerti hendaknya seorang ibu menggunakan kata2 yang paling bijak utk buah hatinya. Agar mental kepribadian anak juga terbentuk dengan baik. Karena bagaimanapun itu seorang anak akan belajar keada sekitarnya, baik itu keluarga, teman atau lingkungan.

No comments:

Post a Comment