SUKSES BERAWAL DARI NOL
MENJADI PEMENANG NOMOR
SATU DAN BERTAHAN
MAKALAH
KEWARGANEGARAAN
OLEH:
1. BINTI
LAILATUR ROHMATIN (12130310084)
2.
ELOK SUCI MULYANINGTYAS (12130310036)
3.
LAILI APRILIAWATI (12130310066)
4.
SITI
AROHMATUL LATIFAH (12130310083)
5. CHOIRUN NISAK (12130310182)
6. ERYSKA RAMAYANTI (12130310041)
UNIVERSITAS
ISLAM KADIRI
EXCELLENT IN
QUALITY
FAKULTAS/JURUSAN:
EKONOMI/AKUNTANSI
TAHUN 2013
MOTTO
·
Hidup itu perlu
perjuangan, dan berjuang itu harus selalu senyum, salam, sapa, santai, serius,
semangat dan sukses.
·
Apa pun saya
bisa jika saya mau.
·
Tidak ada yang
tidak mungkin, takdir itu dari Allah SWT, tapi nasib kita, kita sendiri yang
menentukan.
·
Takdir itu bukan
hanya pasrah, tapi harus diubah, ubahlah dan percayailah dengan Niat, Doa,
Usaha dan Tawakkal
·
Orang malas dan
tidak produktif merasa 1 hari seperti 1 tahun, tapi orang produktif dan pemikir
merasa 1 hari hanya beberapa jam saja.
·
Hidup itu tidak
ada yang sulit, yang ada belum tahu caranya, agar mudah cari tahu caranya.
·
Be positive, be
different, be great, keep smile and fighting.
·
Hidup itu indah jika semuanya di jalani dengan ikhlas dan
tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah, semua masalah pasti ada jalan
keluarnya.
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kita telah
berusaha dengan kemampuan, tenaga, waktu dan fikiran untuk menghasilkan
prestasi ini dalam rangka meningkatkan daya serap atau pemahaman mata kuliah agar
mahasiswa lebih mengutamakan konsep ilmu yang diberikan karena hal tersebut
merupakan masalah utama dalam proses belajar.
Berbagai informasi telah kami baca untuk mencapai tujuan penguasaan
metode mata kuliah kewarganegaraan yang lebih
mendalam bagi mahasiswa.
Semoga makalah
ini, menuju
sukses dari nol sampai menjadi nomor satu sebagai dasar atau fundemental untuk
ilmu kewarganegaraan dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca yang ingin terus
mendalami bidang keilmuannya. Selamat belajar semoga Allah SWT meridhoi. Amin
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
MOTTO
i
kata PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
III
BAB
I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan
6
BAB II PEMBAHASAN 7
A. Manusia Hidup
Sukses Sejak Sebelum Lahir 7
B. Akhlak Mulia
Sesuai Al Qur’an dan Al Hadits 8
C. Pembentukan
Pribadi yang Utuh 13
D. Bertahan di Puncak 14
E. Pintu Meraih
Sukses Dalam Hidup 19
BAB III PENUTUP 22
A. Kesimpulan 22
B. Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Mengapa
orang tidak sukses? Keyakinan yang salah, Tidak punya tujuan, Merasa tujuan
tidak masuk akal, Tidak merasa “HARUS”, Tidak punya strategi yang terbukti. Apa
yang membuat orang sukses? Apa kuncinya? Action;
Lakukan
tindakan “DO-IT-NOW”:
Divide (membagi; pilih yang urgent)
Organize (Mengorganizir; Atur Strategi)
Ignore (Abaikan hal-hal yang Mengganggu; pacar, dll)
Take (Ambil; hadapi resiko & jangan hindari masalah)
Now (Sekarang; jangan menunda)
O pportunity (Peluang;
cermati peluang yang ada)
W atch out (Hati-hati;
Jangan ceroboh)
“Sukses
berawal dari nol menjadi pemenang nomor 1 dan bertahan” kita mengambil judul
ini bahwa kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari terkadang mereka hanya
melihat orang-orang sukses itu sudah pada posisi puncak. Jarang sekali yang mau
melihat dan meniru perjuangan mereka mulai dari nol, hingga menjadi pemenang
dan bertahan ditengah-tengah persaingan yang semakin maju dan berkembang.
Contohnya:
Dari sini kita bisa melihat bahwa
orang besar, orang hebat, orang luar biasa semua penuh dengan perjuangan dan
mengalami kegagalan, tapi mereka semua bangkit bangkit dan bangkit lagi
sehingga mereka mampu mengubah persepsi dunia tentang mereka yang sebelumnya
menghina, bahkan ada yang dikatakan idiot.
2.
RUMUSAN MASALAH
A.
Mengapa manusia enggan
berjuang sedangkan mereka sudah menjadi pemenang sebelum berjuang?
B.
Bagaimana pandangan
Al-Quran dan Al-Hadits tentang akhlak mulia (positive character)?
C.
Apa indikator
pembetukan pribadi yang utuh?
D.
Bagaimana
mempertahankan kesuksesan?
E.
Apa saja pintu-pintu
untuk meraih kesuksesan?
3.
TUJUAN
A.
Untuk mengetahui bagaimana
perjuangan manusia untuk hidup dan berjuang menjadi pemenang nomor 1.
B.
Untuk mengetahui
pandangan akhlak mulia yang benar menurut Al Quran dan Al Hadits.
C.
Untuk mengetahui apa
saja indikator pribadi yang utuh dan pencerminan terhadap diri kita.
D.
Untuk mengetahui cara
mempertahan kesuksesesan, dan apa yang bisa menyebabkannya jatuh.
E.
Untuk mengetahui
pintu-pintu meraih kesuksesan.
F.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MANUSIA
HIDUP SUKSES SEJAK SEBELUM LAHIR
Alhamdulillah,
kita sebagai manusia sukses lahir dalam kondisi sebagai pemenang, dan hendaknya
manusia itu mempertahankan diri. Tahukah anda? Bahwa sebelum kita menjadi janin
dalam artian masih berupa sel sperma dan sel ovarium yang berdiri sendiri telah
terbiasa berjuang sejak saat itu, untuk menembus dinding rahim sang ibu.
Perjuangan anda dari sekian banyak miliyaran sperma yang turut berjuang dan
bersaing untuk menembus dinding rahim ibu, Anda lah yang berhasil, Anda yang
mampu memperjuangkan, Anda lah yang sebagai pemenang, yang mampu mengalahkan
miliyaran sel sperma yang lain, yang mampu melawan zat-zat asam, kesusahan,
kepahitan dan kesengsaraan.
Sehingga dalam
rahim sang Ibu, anda dibentuk melalui proses yang luar biasa dari Allah SWT.
Dan pada 4 bulan dalam kandungan Ibu anda ditiupkan ruh. Dan disempurnakanlah
Anda selama 9 bulan lamanya dalam kandungan wanita luar biasa tersebut yaitu
Ibu. Untuk itu saat ini pun kita harus tetap berjuang untuk meraih kemenangan
dan sukses sukses berikutnya. Lalu kenapa saat ini ada begitu banyak manusia
yang bisa dikatakan belum sukses? Mungkin termasuk ada diantara kita, saudara
kita, sahabat kita?
Coba renungkan:
dari mana anda berasal? Dimana anda tumbuh dan berkembang? Bagaimana anda
tumbuh dan berkembang? Buku apa yang anda baca? Apa yang paling mempengaruhi
dalam hidup anda?
Manusia tercipta
sebagai makhluk mulia yang dikaruniai fisik, akal, nafsu dan lainnya yang tidak
dimiliki oleh makhluk Allah yang lainnya. Tapi semua itu tetap terletak
bagaimana kita mengolah semua itu, apakah kita yang akan mengendalikan
sifat-sifat tersebut? Atau sifat-sifat tersebut yang mengendalikan kita? Kita
kembalikan lagi pada naluri kita.
Pentingnya
mempertahan diri untuk tetap bertahan. Seringkali, apa yang kita lakukan itu
menghadapi hambatan dan rintangan. Dan seringkali juga kita mengeluh dan merasa
letih dengan semuanya. Tapi hal yang perlu diingat adalah bahwa manusia itu
adalah makhluk luar biasa. Tidak ada orang tersandung kakinya karena gunung
tapi batu kerikil, tidak ada orang kelilipan matanya karena gedung melainkan
karena debu.
Dari sini kita
melihat bahwa hal-hal yang menghambat sukses adalah bukan hal yang besar
melainkan hal-hal kecil yang ada disekitar kita.
Kuncinya adalah kemauan, bukan kemampuan. ORANG YANG MEMILIKI
KEMAMPUAN TAPI TIDAK PUNYA KEMAUAN, BAGAIKAN MAYAT HIDUP YANG TIDAK TAHU MAU KEMANA.
B.
AKHLAK
MULIA SESUAI AL QUR’AN & AL HADITS
Pengertian Akhlak Mulia
Menurut Al-Ghazali, akhlah mulia atau terpuji
adalah “Menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan
dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut,
kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya. Menurut
Quraish Shihab akhlak mulia adalah akhlak yang menggunakan ketentuan Allah
sebagai tolak ukur dan tolak ukur kelakuan baik mestilah merujuk kepada
ketentuan Allah.
Ada beberapa hal yang mendorong sesorang untuk berbuat
baik, diantaranya :
1. Karena bujukan atau
ancaman dari manusia lain
2. Mengharap pujian
atau karena takut mendapat cela
3. Karena kebaikan
dirinya (dorongan hati nurani)
4. Mengharapkan pahala
dan surga
5. Takut kepada azab
Allah
6. Mengharap keridhoan
Allah semata
Akhlak mulia berarti sifat-sifat atau tingkah
laku yang sesuai dengan norma-norma ajaran Islam. Akhlak mulia dapat kita tiru
dari keteladanan sosok pribadi Rasulullah SAW. Beliau memenuhi kewajiban dan
menunaikan amanah, menyuruh manusia kepada Tauhid yang lurus, pemimpin rakyat
tanpa pilih kasih, dan beragam sifat mulia lainnya. Dengan berbagai sifat dan
perbuatannya, didalam berbagai bidang dan keadaan beliau menjadi panutan contoh
dan suri tauladan bagi manusia.
Artinya : Sesungguhnya aku diatas
hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak (H.R. Malik)
Artinya : Sesungguhnya telah ada
pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang
mengharap (rahmat)Allah dan (kedatangan)hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (Q.S Al-Ahzab : 21)
Aspek-aspek
yang mempengaruhi Pembentukan Akhlak
1. Insting
(Naluri)
Insting merupakan seperangkat tabiat yang
dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi
sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku.
Artinya : Manusia itu diberi hasrat atau
keinginan, misalnya kepada wanita, anak-anak dan kekayaan yang melimpah. (Q.S
Ali Imran : 14)
Segenap naluri insting manusia merupakan
paket intern dengan kehidupan manusia yang secara fitrah sudah ada dan tanpa
perlu dipelajari lebih dahulu. Dengan potensi naluri tersebut manusia dapat
menghasilkan aneka corak perilaku yang sesuai dengan corak instingnya.
2. Adat
atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan
dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang
sama sehingga menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan
tidak cukup hanya diulang-ulang saja tetapi harus disertai kesukaan dan
kecenderungan hati terhadapnya.
3. Wirotsah
(Keturunan)
Secar istilah Wirotsah adalah berpindahnya
sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan).
Wirotsah juga dapat dikatakan sebagai factor pembawaan dari dalam yang
berbentuk kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Sifat-sifat asasi anak
merupakan pantulan dari sifat-sifat asasi orang tuanya. Terkadang anak mewarisi
sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. Meskipun keturunan tidak
berperan mutlak tetapi keturunan tersebut bisa menjadikan seseorang untuk
beraktual mazmumah maupun mahmudiah.
4. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan akhlak seseorang, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati,agar kamu bersyukur (Q.S An Nahl : 78)
Dalam ayat diatas memberi petunjuk bahwa
seorang manusia dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui segala sesuatu oleh
sebab itu manusia memiliki potensi untuk dididik. Potensi tersebut bisa dididik
melalui pengalaman yang timbul dilingkungan sekitar anak. Jika lingkungan
tempat tinggal ia tinggal bersikap baik maka anak pun akan cendrung bersikap
baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk maka anak akan cenderung bersikap
buruk.
Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membentuk anak itu menjadi
yahudi, nasrani atau majusi (H.R. Bukhari)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa lingkungan
keluarga (dalam hal ini adalah kedua orang tua) adalah sebagai pelaksana utama
dalam pendidikan akhlak anak. Ajaran Islam sudah memberi petunjuk yang lengkap
kepada orang tua dalam membina akhlak anak. Jadi apabila orng tua ingin anaknya
berakhlak mulia, maka sedari dini hendaklah anak-anaknya ditanami dengan
nilai-nilai Islam. Sebagai orng tua yang berpengaruh terhadap pembentukan dan
keprobadian anak, seharusnyalah orang tua memperhatikan pada pergaulan anak
dilingkungan sekolah maupun di masyarakat. Karena lingkungan sangat berpengaruh
pada proses pembentukan akhlak seseorang. Melalui kerja sama yang baik antara
orang tua, guru disekolah dan tokoh-tokoh masyarakat, maka aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik yang diajarkan akan terbentuk pada diri
anak.
5. Al-Qiyam
Al-Qiyam adalah nilai-nilai Islam yang telah
dipelajari selama seseorang hidup. Aspek ini sangat mempengaruhi terbentuknya
akhlak mulia dalam diri seseorang. Pedoman akhlak mulia atau akhlak Islami
adalah Al-Quran dan Hadits. Melalui pemahaman tentang nilai-nilai ke Islaman
yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits, seseorang bisa mengamalkan
nilai-nilai tersebut. Sehingga tanpa disadari nilai-nilai tersebut menyatu
dalam kepribadiannya dan terbentuklah akhlak mulia.
Metode
Pembinaan Akhlak
Islam sangat memperhatikan pembinaan Akhlak,
sehingga didalam Islam pembinaan jiwa harus didahulukan dari pada pembinaan
fisik, karena dari jiwa yang baik akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik,
yang akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh
kehidupan manusia, lahir dan batin[3]. Hasil analisis Muhammad Al-Ghazali
menyatakan bahwa dalam rukun Islam terkandung konsep pembinaan akhlak.
1.
Mengucapkan dua kalimah syahadat. Kalimat
yang mengandung pernyataan bahwa selama hidup, manusia yang hanya tunduk dan
patuh pada aturan Allah dan Rasul-Nya, sudah dapat dipastikan menjadi orang
yang berakhlak baik atau mulia.
2.
Mengerjakan sholat lima waktu
Artinya : Bahwasanya aku
menerima sholat hanya dari orang yang bertawadhu’ dengan sholatnya kepada
keagungan-Ku yang tidak terus-menerus berdosa, menghabiskan waktunya sepanjang
hari untuk dzikir kepada-Ku, kasih sayang kepada fakir miskin, Ibnu sabil, janda
serta mengasihi orang yang mendapat musibah. (H.R. Al-Bazaar).Pada hadist Qudsi
diatas menjelaskan bahwa sholat diharapkan dapat menghasilkan akhlak yang
mulia. Selain itu sholat khususnya jika dilakukan berjama’ah akan menghasilkan
kesahajaan.
3.
Membayar Zakat. Didalam membayar zakat
mengandung didikan akhlak, agar orang yang melaksanakannya dapat membersihkan
dirinya dari sifat kikir, mementingkan diri sendiri dan membersihkan hartanya
dari hak orang lain.
4.
Puasa. Puasa bukan hanya sekedar menahan diri
dari makan dan minum dalam waktu terbatas, tetapi juga mendidik agar bisa
menahan diri dari keinginan untuk melakukan perbuatan keji yang dilarang.
5.
Ibadah Haji. Didalam ibadah haji diamping
harus menguasai ilmunya, juga harus sehat fisiknya, ada kemauan keras, bersabar
dalam menjalankannya, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan rela
meninggalkan tanah air, harta dan keluarganya. Adapun pembinaan akhlak lainnya
adalah dengan cara:
a.
Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan
berlangsung kontinyu
b.
Dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak
lagi terasa dipaksa.
c.
Melalui keteladanan
d.
Dengan cara menuntut ilmu
Manfaat
Akhlak Mulia
a. Memperkuat
dan menyempurnakan agama
b. Mempermudah
perhitungan amal di akhirat
c. Menghilangkan
kesulitan
d. Selamat
hidup di dunia dan akherat.
Akhlak mulia yang
paling utama dimata Allah adalah sabar, pandangan serba duniawi lupa akhirat,
Terbiasa Dengan Reward & Punishment Duniawi yg Bersifat Fisik/Materi,
Terbiasa Mengikuti Perasaan, bukan Faktanya, Terlalu Banyak Pemimpin, Tak Ada
yang Mau Dipimpin, TERBIASA MENGIKUTI RUMUS : “KATANYA”, BUKAN “DEFINISINYA”.
Tanggung jawab dalam peran kehidupan sehari hari
tersurat dalam Al Quran, semua serba baik. Serulah ke jalan Tuhanmu
(Islam) dengan hikmah, dengan pelajaran
yang baik,dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (An Nahl: 125)
Berkerjasama secara team sangat penting karena kita
hidup sebagai makhluk social yang saling ketergantungan kepada sesama, agar
saling menguatkan, dalam quran; Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yg
berperang di jalan-Nya dalam barisan yg teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yg tersusun kokoh. (Ash Shaff: 3)
•
“Sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dengan penampilan terbaik” QS.At Tiin: 4
•
“Siapa yang paling baik perkataannya dari
seorang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata, “sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)” QS.Fushillat:33
•
“(dialah Allah) yang menjadikan mati dan
hidup supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang paling baik amalnya.
Dia yang Maha pengampun lagi Maha Penyayang” QS.Al-Mulk: 2
THE
BEST ATTITUDE
•
Positive Thinking
•
Proaktif;
bagaimana kita selalu menghadapi segala macam stimulasi atau rangsangan baik
itu yang negatif maupun yang positif dengan respon yang positif.
•
Change
•
Take Action
•
Jujur & Pema’af (bukan berarti
harus memaafkan kesalahan).
•
Punya komitment (tidak
plin-plan).
•
Amanah (bertanggungjawab).
•
Tidak ABS (tidak cari muka).
•
Kooperatif (bukan berarti tidak
bersaing)
•
Kredible (dapat diandalkan).
C.
PEMBENTUKAN
PRIBADI YANG UTUH
Pribadi yang UTUH dibentuk dari 3 hal:
a)
Beauty, cantik itu tidak harus menor, hanya perlu
tampil yang excellent, wajar dan
mempesona dan yang terpenting itu adalah innerbeauty
yang akan memancarkan kecantikan alami dari diri anda. penampilan anda akan
mempengaruhi fikiran anda, fikiran anda akan mempengaruhi
tujuan anda, tujuan akan mempengaruhi
tindakan, tindakan akan memberikan hasil.
b)
Behaviour, Positive
Attitude is Everything
Menurut Penelitian Schciber, keberhasilan seseorang
ditentukan oleh:
Pendidikan Formal 15 %
Sikap mental & kepribadian 85 %
Pendidikan Formal 15 %
Sikap mental & kepribadian 85 %
Sikap
mental yang diperlukan:
1. Berpikir
Positifdalam firman Allah;“Allah tidak
akan merubah nasib suatu kaum,sampai ia merubah nasibnya sendiri”. (QS:Arra’du:11). Dari ayat ini, kita tidak
memliki alasan untuk tidak berjuang meraih sukses, melainkan yang tidak sukses
hanya mereka yang berputus asa, berpikiran kerdil dan malas.
2. Percaya
diri, hal sangat penting untuk pembentukan mental yang berani.
3. Berorentasi
proses & hasil, berproses semaksimal mungkin itu perlu, untuk mengetahui
tingkat kemampuan keberhasilan yang dapat kita capai.
4. Pengambil
resiko, selain percaya diri kita juga harus berani mnegambil resiko, kenapa?
Karena segala sesuatu pasti ada konsekuensinya, dan kita bisa memanajemeni
resiko tersebut dengan bijak dan kondisional.
5. Kepemimpinan,
jiwa pemimpin itu perlu untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap apa yang
telah kita lakukan.
6. Keorisinilan,
tunjukkan diri anda sebenarnya, jangan jadi orang lain, jangan jadi siluman.
7. Berotentasi
masa depan, hal ini wajib karena orang yang hanya memikirkan.
8. Mengelola
waktu
9. Komunikasi
yang terampil
c)
Brain
Berkata Al Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf
(Sayyidil Walid): “Ilmu itu bagai lautan dan tak akan ada yang mengenalnya
kecuali merasakannya”. Jadi kita wajib memahami ilmu bukan hanya dengan kepala
tapi juga memahaminya secara hati.
Berkata Al Habib Abdullah Bin Mukshin Al-Attas;
“Ilmu itu membutuhkan amal, amal membutuhkan ikhlas, maka ikhlas mendatangkan
keridho’an”. Untuk itu disamping kita mengasah otak dengan menuntut ilmu,
hendaknya diamalkan juga, agar bermanfaat bagi kita semua. Jika kita mampu member
manfaat kepada orang lain dengan penuh kesabaran, maka InsyaAllah kesabaran dan
keikhlasan akan tumbuh dalam hati dengan alami.
D.
BERTAHAN
DI PUNCAK
Bertahan di pucak memerlukan
kekuatan lebih besar dan usaha keras dibanding meraihnya. Pendapat
ulama sufi, Selama umat itu akhlaknya baik ia akan tetap eksis, dan jika
akhlaknya sirna, maka ia pun akan binasa (Syair Syauki Bey). Jadi untuk
mempertahankan kesuksesan itu selain melahirkan ide-ide brilliant dan kreatif, sikaplah yang menentukan. Sabar dan ikhlas
itu perlu, jika anda melakukan sesuatu tidak disertai dengan ikhlas maka
kesungguhan hati anda bisa dipastikan hanya sekian persen saja. Sabar itu
karunia Allah yang diberikan kepada hambaNya yang dikehendakinya, dan sabar itu
keberkahan yang tiada tara yang hanya bisa dirasakan oleh hamba Allah yang
taat.
Tidak sedikit orang sukses yang jatuh karena
kesombongan, banyak artis tenar miliyaran yang jatuh karena sifatnya yang riya’
dan kasar, banyak bos-bos besar yang jatuh karena sifatnya yang mempermainkan
wanita, berfoya-foya, berjudi dan lain-lain.
Untuk jaga sikap, jaga perkataan karena
perkataan itu bagaikan paku yang menancap di kayu, walaupun pakunya sudah
dicabut akan tetap membekas. Berhati-hatilah, karena hanya Anda lah yang mampu
menentukan kehidupan anda sendiri, bukan orang lain.
Selain itu semua kita juga bisa belajar
bagaimana semut berjuang, binatang kecil namun dengan kekuatan luar biasa:
BUDAYA
SEMUT
q Tanggung
Jawab; Selalu konsisten dan tanggungjawab terhadap amanah yang telah
diberikan.
q Inovatif
& Kreatif; Selalu berusaha menemukan cara untuk membawa beban yang
bahkan 1000 kali besar tubuh kita.
q Produktif;
Tidak ada waktu yang terbuang tanpa hasil; terus jalan untuk menemukan
sesuatu.
q Rendah
hati; Tidak mudah tersinggung dan selalu hormat kepada siapapun.
q Peduli dan peka terhadap lingkungannya sehingga tidak heran
jika mereka selalu terlibat bersama-sama saat menghampiri makanan.
q Senantiasa bersikap positif dan antusias dalam melakukan tindakan
tertentu.
q Selalu menghargai sesamanya, tidak heran jika setiap
bertemu, mereka selalu bertegur sapa.
q Selalu bekerja sama dan produktif, mereka membangun sesuatu
atau mencari sesuatu, missal saat mereka membangun sarang atau mencari makanan.
Dari
semut kita banyak belajar tentang pentingnya sifat tanggung jawab, inovatif dan
kreatif, produktif, dan rendah hati. Tahukah Anda? Semut yang memiliki tubuh sekecil
itu mampu mengangkat beban 300 kali lipat dari berat tubuhnya. Dan semut juga
tergolong binatang yang memiliki berat otak lebih berat dari dari badannya
yaitu sekitar 6%, kira-kira 0,3 mg. Perhatikan pernyataan dibawah ini:
Siapayang
dapat mengendalikan hal itu semua? Siapa yang menanggung akibat dari sifat
tersebut? Apa yang harus anda lakukan sekarang? Tentukan pilihanmu, dan buat
keputusan yang tepat saat ini, bukan satu jam lagi, bukan nanti, bukan besok,
bukan lusa, apalagi tahun depan tapi sekarang, saat ini juga. Untuk apa? Untuk
kehidupan masa depan yang lebih baik bagi anda dan orang yang anda cintai.
Lihatlah
segala sesuatu dengan bijak, dan dari posisi kebenaran bukan dari kebanyakan
orang ataupun pada umunya. Kalau orang umum mencuri tanaman tebu apa anda juga
akan ikut mencuri tanaman tebu, sedangkan anda tahu bahwa mencuri itu haram,
dan kalau anda makan akan menjadi daging yang haram, dan daging haram itu
tempatnya di mana? Tempatnya di neraka, berhati-hatilah. Perhatikan firman
Allah dibawah ini:
Untuk tetap bertahan menjadi yang terbaik jadilah
yang berbeda, jangan menyamai orang lain, lakukan terus inovasi-inovasi yang mampu
mengubah diri anda dan kehidupan orang disekitar anda, jadilah orang yang
memberi manfaat kebaikan-kebaikan kepada sesama.
Kenapa
harus memiliki keinginan kuat untuk bertahan? Karena orang punya alasan yang kuat
untuk bertahan, untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk agamanya dan
orang-orang yang dicintainya. Yang terpenting setiap strategi yang dilaksanakan
harus mempunyai WIN – WIN, harus mempunyai nilai tambah, sehingga orang punya
keunggulan bersaing.
Sentuhlah
dunia dengan tanganmu yang kuat, hatimu yang teguh dan akalmu yang tajam,
jangan jadi looser tapi jadilah the winner. Yakinlah apa-apa yang
diberikan kepadamu pasti yang terbaik dari penciptamu Yang Maha Perkasa dan
Maha Segalanya. Jangan pernah mendoktrin Allah, tapi ikuti jalanNya dengan
prasangka yang baik. Perhatikan Hadits Qudsi berikut:
أبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ
تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ
ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ
ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ
تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ
إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
Hadits abu
hurairah r.a. ia berkata rasulullah saw.bersabda: "Allah berfirman: 'Aku
berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika
ia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia
mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang
lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkalmaka Aku
mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku
mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka
Aku akan datang kepadanya dengan berlari."
Hadits ini
menjelaskan kepada kita bahwa Allah selalu bersama kita, bukan berarti
kekuasaan Allah terbatas pada hamba-Nya, tentunya kekusasaan Allah jauh
melaupaui apa yang ada. Hadits ini memotivasi kita untuk selalu mengingat
Allah, dan selalu melaksanakan kebaikan, karena sesuai dengan hadits di atas,
bahwa Allah tidak akan membalas perbuatan baik hambanya dengan balasan yang
sama, akan tetapi Allah akan membalasnya dengan balasan yang lebih dari itu. Fahami
juga Hadits ini:
أنا عند ظن عبدي بي فإن ظن بي خيرا
فله الخير فلا تظنوا بالله إلا خيرا
Artinya: Aku menuruti prasangka
hamba terhadapKu, jika Ia berprasangka baik terhadapKu, maka baginya kebaikan,
maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan.( Bukhori )
Dengan berbaik sangka kepada Allah,
akan melahirkan energi positif yang besar, sehingga beban yang berat akan
berubah menjadi ringan, problema yang sulit akan mudah teratasi. Dengan berbaik
sangka kepada Allah, akan melahirkan iman yang kuat, sehingga kegamangan hidup
akan berubah menjadi sebuah kedamaian yang tiada batas, keyakinan yang tidak
tercampur keraguan di dalamnya.
Dengan berbaik sangka kepada Allah,
akan melahirkan keridhaan dan ampunan Allah, sehingga hidup ini selalu berada
dibawah naungan rahmatNya.
Hadits-hadits tersebut menerangkan
bahwa kita harus benar-benar yakin kepada Allah dengan segala kebaikanNya.
Untuk itu yakinlah bahwa anda pasti bisa sukses menjadi pemenang dan nomor
satu, dan bertahan dengan sikap yang positif. Hadapi semua rintangan yang ada,
karena rintangan pasti ada disetiap menuju sesuatu.
Manusia
Sejati memberi Arah;
Manusia
sesat menimbulkan masalah.
Manusia
Amanah tumbuh berlipat ganda;
Manusia
khianat pandai berpura-pura
Manusia
Berguna membawa pertumbuhan;
Manusia
Sia-sia membawa bencana bertubi-tubi.
Manusia
Sepenuh hati memberi kebahagiaan;
Manusia
setengah hati membawa duka nestapa.
E. Pintu Meraih Sukses Dalam Hidup
Semua orang menginginkan agar hidupnya sukses. Mereka
ingin menjadi orang yang dianggap hebat, baik di bidang pendidikan, ekonomi,
status social dan lainnya. Di bidang pendidikan misalnya, mereka menghendaki
agar berhasil meraih jenjang pendidikan tertinggi dibanding teman-temannya. Di
bidang ekonomi, mereka ingin menjadi kaya, melebihi orang lain. Dan begitu juga
dalam status social, mereka ingin menjadi orang terpandang, sebagai tokoh,
orang yang didengar pendapatnya dan diikuti perilakunya.
Hal serupa juga dicita-citakan oleh mahasiswa. Mereka
pada umumnya ingin mendapatkan indeks prestasi tertinggi, lulus dan diwisuda
dengan tepat waktu. Selesai kuliah, berharap segera mendapatkan pekerjaan,
dihormati orang, dan diposisikan sebagai orang pilihan, pendapatnya didengarkan
dan perilakunya dijadikan acuan banyak orang. Harapan seperti itu wajar, dan
justru jika tidak memiliki cita-cita seperti itu, malah terasa aneh. Ada orang
sebatas cita-cita saja tidak memilikinya.
Akan tetapi memang anehnya tidak semua orang mau
menempatkan diri pada jalan yang memungkinkannya berhasil meraih cita-cita itu.
Orang sukses di bidang apa saja selalu disebabkan oleh karena yang bersangkutan
berhasil menempatkan diri pada posisi yang tepat. Jalan menuju sukses harus
dilalui bagi orang yang menginginkannya. Tidak akan mungkin seorang menjadi
sukses dalam hidupnya, jika mereka tidak menampatkan diri pada jalan itu.
Seorang pedagang menjadi sukses, karena mereka berhasil
menyesuaikan diri dengan jalan sukses pada umumnya sebagai seorang pedagang.
Seorang petani sukses karena mereka mengolah lahan pertaniannya secara tepat.
Mereka berhasil mendapatkan lahan yang subur dan luas, mengolah tanahnya dengan
cara yang tepat. Pintar memilih jenis tanaman, bibit unggul, pemupukan dan
bahkan hingga memasarkan hasil pertaniannya dan seterusnya.
Demikian pula seorang calon mahasiswa, tatkala diterima
masuk perguruan tinggi, mereka ingin sukses, kelak menjadi seorang ahli sesuai
dengan jurusan yang dipilihnya. Cita-citanya berhasil dibangun. Mereka memiliki
imajinasi tentang masa depan yang jelas. Mereka ingin menjadi sarjana yang
hebat, tidak sebagaimana sarjana pada umumnya. Dengan pilihan itu, maka mereka
akan bisa berbuat untuk kepentingan dirinya, keluarganya, dan masyarakatnya.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah setiap mahasiswa
selalu mengambil sikap seperti itu. Ternyata dalam kenyataannya tidak selalu
demikian. Biasanya, beberapa minggu mengikuti kegiatan pendidikan di kampus,
mereka berhasil membangun semangat. Perpustakaan didatangi, buku-buku yang
dianggap penting untuk menunjang belajarnya dibeli, jadwal kegiatan disusun
secara rapi, dan bahkan teman-teman yang dianggap bisa mendorong
keberhasilannya didekati.
Namun ternyata, tidak lama kemudian semangat itu kendor.
Kuliah dijalani hanya sebatas memenuhi tuntutan formal. Mereka masih datang ke
ruang kuliah sebagaimana teman-teman lainnya. Demikian pula, mereka juga
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Tetapi tugas itu hanya
dikerjakan sebatas untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan. Hari ke hari,
hidup di kampus seperti itu dijalani, tetapi semua itu seperti tidak ada lain
kecuali hanya sebatas memenuhi syarat dan rukun hidup di perguruan tinggi.
Semangat atau jiwa belajar segera redup. Sedangkan yang tersisa hanyalah
sebatas datang ke ruang kuliah, mencatat, mengerjakan tugas, mengikuti ujian,
dan akhirnya lulus berhasil mengumpulkan sejumlah sks sebagai syarat dinyatakan
lulus menjadi sarjana.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah mereka itu telah
berada pada jalan menuju sukses yang sebenarnya. Tentu jawabnya tidak
sederhana. Jika yang dimaksud sukses hanya sebatas mendapatkan ijazah, maka
setelah berhasil mengumpulkan sejumlah sks sebagaimana yang dipersyaratkan,
mereka akan diwisuda dan selembar ijazah yang dicita-citakan akan segera
diperoleh. Selanjutnya, jika kebetulan ada lowongan penerimaan CPNS, ijazah itu
juga bisa digunakan untuk mendaftar dan manakala beruntung lulus, yang
bersangkutan akan menjadi pegawai negeri. Pada batas-batas seperti ini, mereka
sukses. Akan tetapi, apakah hanya sesederhana itu yang dicita-citakan.
Jika yang dicita-citakan lebih dari itu, yaitu menjadi
orang yang terpandang melebihi orang lain pada umumnya, maka sudah barang tentu
apa yang dijalankan sebagaimana digambarkan di muka masih kurang mencukupi.
Sebagai orang yang terpandang maka harus membekali diri dalam berbagai halnya
melebihi dari lainnya. Jika orang biasa hanya selalu berpikir untuk dirinya,
maka sebagai orang yang memiliki kelebihan harus berpikir bagi orang lain. Jika
orang lain pada umumya, masih memerlukan dorongan, maka orang berlebih yang
disebut sukses itu justru selalu mendorong orang lain. Seorang yang sukses,
karena kelebihan yang dimilikinya itu harus selalu berposisi sebagai pemberi. Mereka
harus menempatkan diri sebagai inspirator, motivator, dinamisator, atau
kekuatan penggerak bagi lainnya.
Dengan cara itu, mereka bukan lagi menjadi orang biasa
atau sebagai orang pada umumnya. Orang sukses selalu mampu menempatkan diri,
yaitu berada pada jalan atau pintu menuju keberhasilan itu. Posisi itu diraih,
karena mereka berhasil membangun jiwa maju dan dinamis, dan dilakukan secara
istiqomah. Mereka memiliki keberanian dan tekat untuk meraih cita-citanya itu.
Padahal pintu atau jalan itu tidak selalu mudah dilalui, namun tetap dipilih
dan dijalaninya. Bahkan berbagai rintangan selalu menghadang, tetapi tidak
pernah dijauhi. Bermodalkan keberaniannya itu justru rintangan itu selalu
didekati dan disingkirkannya. Hidup sukses memang ada pintu dan jalannya,
sedangkan siapa saja yang ingin meraihnya, pintu atau jalan itu harus dilalui.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak mulia adalah sifat atau tingkah laku seseorang yang sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat pada kitab Al-Qur’an dan Sunah Rasul.
Aspek-aspek yang mempengaruhi terbentuknya akhlak seseorang adalah :
1. Insting – Naluri
2. Lingkungan
3. Keturunan
4. Adat kebiasaan
5. Al-Qiyam
B. Saran
Terima kasih sudah membaca makalah kami dengan
teliti dan semua makalah kami memotivasi anda untuk lebih berpikir maju dan
tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah hidup.
Jika dalam makalah kelompok kami ini terdapat berbagai kesalahan, kekurangan
dan kekeliruan. Pemakalah meminta maaf kepada para pembaca, selain itu para
pemakalah menanti kritik dan saran dari para pembaca, agar makalah selanjutnya
bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asmaran As. 1994. Pengantar
Studi Akhlak. Jakarta : Raja Grafindo. cet. ke-2
Mustafa, Ahmad. 1997. Akhlak
Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia. cet . ke-2
Nata, Abudin. 2003. Akhlak
Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada. cet. ke-5
Zahruddin AR dan
Hasanuddin Sinaga. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Raja Grafindo
Persada
http://webeson.blogspot.com/2013/03/rahasia-perusahaan-yang-bertahan-kini.html (diakses pada tanggal 14 Maret 2013)
http://hasanbog.blogspot.com/2012/04/hadis-tentang-prasangka-hamba-kepada.html (diakses pada tanggal 14 Maret 2013)
http://rektor.uin-malang.ac.id/index.php/artikel/1212-pintu-meraih-sukses-dalam-hidup.html (diakses pada tanggal 09 November 2009)