Kunjungi Iklan

Monday, December 23, 2013

Makalah Kewarganegaraan, Sukses Berawal dari Nol

SUKSES BERAWAL DARI NOL
MENJADI PEMENANG NOMOR SATU DAN BERTAHAN
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
 








OLEH:
1.    BINTI LAILATUR ROHMATIN                         (12130310084)
2.    ELOK SUCI MULYANINGTYAS                      (12130310036)
3.  LAILI APRILIAWATI                                         (12130310066)
4.    SITI AROHMATUL LATIFAH                           (12130310083)
5.    CHOIRUN NISAK                                                (12130310182)
6.    ERYSKA RAMAYANTI                                      (12130310041)

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
EXCELLENT IN QUALITY
FAKULTAS/JURUSAN: EKONOMI/AKUNTANSI
TAHUN 2013


MOTTO

·         Hidup itu perlu perjuangan, dan berjuang itu harus selalu senyum, salam, sapa, santai, serius, semangat dan sukses.
·         Apa pun saya bisa jika saya mau.
·         Tidak ada yang tidak mungkin, takdir itu dari Allah SWT, tapi nasib kita, kita sendiri yang menentukan.
·         Takdir itu bukan hanya pasrah, tapi harus diubah, ubahlah dan percayailah dengan Niat, Doa, Usaha dan Tawakkal
·         Orang malas dan tidak produktif merasa 1 hari seperti 1 tahun, tapi orang produktif dan pemikir merasa 1 hari hanya beberapa jam saja.
·         Hidup itu tidak ada yang sulit, yang ada belum tahu caranya, agar mudah cari tahu caranya.
·         Be positive, be different, be great, keep smile and fighting.
·         Hidup itu indah jika semuanya di jalani dengan ikhlas dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah, semua masalah pasti ada jalan keluarnya.



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kita telah berusaha dengan kemampuan, tenaga, waktu dan fikiran untuk menghasilkan prestasi ini dalam rangka meningkatkan daya serap atau pemahaman mata kuliah agar mahasiswa lebih mengutamakan konsep ilmu yang diberikan karena hal tersebut merupakan masalah utama dalam proses belajar.

Berbagai informasi telah kami baca untuk mencapai tujuan penguasaan metode mata kuliah kewarganegaraan yang lebih mendalam bagi mahasiswa.

Semoga makalah ini, menuju sukses dari nol sampai menjadi nomor satu sebagai dasar atau fundemental untuk ilmu kewarganegaraan dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca yang ingin terus mendalami bidang keilmuannya. Selamat belajar semoga Allah SWT meridhoi. Amin








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
MOTTO i
kata PENGANTAR ii
DAFTAR ISI III
BAB I  PENDAHULUAN 1
A.  Latar Belakang 1
B.  Rumusan Masalah 5
C.  Tujuan 6


BAB II PEMBAHASAN7
A.  Manusia Hidup Sukses Sejak Sebelum Lahir7
B.  Akhlak Mulia Sesuai Al Qur’an dan Al Hadits8
C.  Pembentukan Pribadi yang Utuh13
D.  Bertahan di Puncak14
E.  Pintu Meraih Sukses Dalam Hidup19

BAB III  PENUTUP22
A.  Kesimpulan22
B.  Saran22

DAFTAR PUSTAKA23






BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
         Mengapa orang tidak sukses? Keyakinan yang salah, Tidak punya tujuan, Merasa tujuan tidak masuk akal, Tidak merasa “HARUS”, Tidak punya strategi yang terbukti.  Apa yang membuat orang sukses? Apa kuncinya? Action;
Lakukan tindakan “DO-IT-NOW”:
Divide (membagi; pilih yang urgent)
Organize (Mengorganizir; Atur Strategi)
Ignore (Abaikan hal-hal yang Mengganggu; pacar, dll)
Take (Ambil; hadapi resiko & jangan hindari masalah)
Now (Sekarang; jangan menunda)
O         pportunity (Peluang; cermati peluang yang ada)
W        atch out (Hati-hati; Jangan ceroboh)
          “Sukses berawal dari nol menjadi pemenang nomor 1 dan bertahan” kita mengambil judul ini bahwa kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari terkadang mereka hanya melihat orang-orang sukses itu sudah pada posisi puncak. Jarang sekali yang mau melihat dan meniru perjuangan mereka mulai dari nol, hingga menjadi pemenang dan bertahan ditengah-tengah persaingan yang semakin maju dan berkembang.
Contohnya:


Dari sini kita bisa melihat bahwa orang besar, orang hebat, orang luar biasa semua penuh dengan perjuangan dan mengalami kegagalan, tapi mereka semua bangkit bangkit dan bangkit lagi sehingga mereka mampu mengubah persepsi dunia tentang mereka yang sebelumnya menghina, bahkan ada yang dikatakan idiot.
2.      RUMUSAN MASALAH
A.    Mengapa manusia enggan berjuang sedangkan mereka sudah menjadi pemenang sebelum berjuang?
B.     Bagaimana pandangan Al-Quran dan Al-Hadits tentang akhlak mulia (positive character)?
C.     Apa indikator pembetukan pribadi yang utuh?
D.    Bagaimana mempertahankan kesuksesan?
E.     Apa saja pintu-pintu untuk meraih kesuksesan?



3.      TUJUAN
A.    Untuk mengetahui bagaimana perjuangan manusia untuk hidup dan berjuang menjadi pemenang nomor 1.
B.     Untuk mengetahui pandangan akhlak mulia yang benar menurut Al Quran dan Al Hadits.
C.     Untuk mengetahui apa saja indikator pribadi yang utuh dan pencerminan terhadap diri kita.
D.    Untuk mengetahui cara mempertahan kesuksesesan, dan apa yang bisa menyebabkannya jatuh.
E.     Untuk mengetahui pintu-pintu meraih kesuksesan.


F.       


BAB II
PEMBAHASAN

A.    MANUSIA HIDUP SUKSES SEJAK SEBELUM LAHIR
Alhamdulillah, kita sebagai manusia sukses lahir dalam kondisi sebagai pemenang, dan hendaknya manusia itu mempertahankan diri. Tahukah anda? Bahwa sebelum kita menjadi janin dalam artian masih berupa sel sperma dan sel ovarium yang berdiri sendiri telah terbiasa berjuang sejak saat itu, untuk menembus dinding rahim sang ibu. Perjuangan anda dari sekian banyak miliyaran sperma yang turut berjuang dan bersaing untuk menembus dinding rahim ibu, Anda lah yang berhasil, Anda yang mampu memperjuangkan, Anda lah yang sebagai pemenang, yang mampu mengalahkan miliyaran sel sperma yang lain, yang mampu melawan zat-zat asam, kesusahan, kepahitan dan kesengsaraan.
Sehingga dalam rahim sang Ibu, anda dibentuk melalui proses yang luar biasa dari Allah SWT. Dan pada 4 bulan dalam kandungan Ibu anda ditiupkan ruh. Dan disempurnakanlah Anda selama 9 bulan lamanya dalam kandungan wanita luar biasa tersebut yaitu Ibu. Untuk itu saat ini pun kita harus tetap berjuang untuk meraih kemenangan dan sukses sukses berikutnya. Lalu kenapa saat ini ada begitu banyak manusia yang bisa dikatakan belum sukses? Mungkin termasuk ada diantara kita, saudara kita, sahabat kita?
Coba renungkan: dari mana anda berasal? Dimana anda tumbuh dan berkembang? Bagaimana anda tumbuh dan berkembang? Buku apa yang anda baca? Apa yang paling mempengaruhi dalam hidup anda?
Manusia tercipta sebagai makhluk mulia yang dikaruniai fisik, akal, nafsu dan lainnya yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah yang lainnya. Tapi semua itu tetap terletak bagaimana kita mengolah semua itu, apakah kita yang akan mengendalikan sifat-sifat tersebut? Atau sifat-sifat tersebut yang mengendalikan kita? Kita kembalikan lagi pada naluri kita.
Pentingnya mempertahan diri untuk tetap bertahan. Seringkali, apa yang kita lakukan itu menghadapi hambatan dan rintangan. Dan seringkali juga kita mengeluh dan merasa letih dengan semuanya. Tapi hal yang perlu diingat adalah bahwa manusia itu adalah makhluk luar biasa. Tidak ada orang tersandung kakinya karena gunung tapi batu kerikil, tidak ada orang kelilipan matanya karena gedung melainkan karena debu.


Dari sini kita melihat bahwa hal-hal yang menghambat sukses adalah bukan hal yang besar melainkan hal-hal kecil yang ada disekitar kita.
Kuncinya adalah kemauan, bukan kemampuan. ORANG YANG MEMILIKI KEMAMPUAN TAPI TIDAK PUNYA KEMAUAN, BAGAIKAN MAYAT HIDUP YANG TIDAK TAHU MAU KEMANA.

B.     AKHLAK MULIA SESUAI AL QUR’AN & AL HADITS
Pengertian Akhlak Mulia
Menurut Al-Ghazali, akhlah mulia atau terpuji adalah “Menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya. Menurut Quraish Shihab akhlak mulia adalah akhlak yang menggunakan ketentuan Allah sebagai tolak ukur dan tolak ukur kelakuan baik mestilah merujuk kepada ketentuan Allah.
Ada beberapa hal yang mendorong sesorang untuk berbuat baik, diantaranya :
1.      Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain
2.      Mengharap pujian atau karena takut mendapat cela
3.      Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
4.      Mengharapkan pahala dan surga
5.      Takut kepada azab Allah
6.      Mengharap keridhoan Allah semata
Akhlak mulia berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma ajaran Islam. Akhlak mulia dapat kita tiru dari keteladanan sosok pribadi Rasulullah SAW. Beliau memenuhi kewajiban dan menunaikan amanah, menyuruh manusia kepada Tauhid yang lurus, pemimpin rakyat tanpa pilih kasih, dan beragam sifat mulia lainnya. Dengan berbagai sifat dan perbuatannya, didalam berbagai bidang dan keadaan beliau menjadi panutan contoh dan suri tauladan bagi manusia.
Artinya :  Sesungguhnya aku diatas hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak (H.R. Malik)
Artinya :  Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat)Allah dan (kedatangan)hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S Al-Ahzab : 21)


Aspek-aspek yang mempengaruhi Pembentukan Akhlak
1.    Insting (Naluri)
Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku.
Artinya : Manusia itu diberi hasrat atau keinginan, misalnya kepada wanita, anak-anak dan kekayaan yang melimpah. (Q.S Ali Imran : 14)
Segenap naluri insting manusia merupakan paket intern dengan kehidupan manusia yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajari lebih dahulu. Dengan potensi naluri tersebut manusia dapat menghasilkan aneka corak perilaku yang sesuai dengan corak instingnya.
2.    Adat atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan tidak cukup hanya diulang-ulang saja tetapi harus disertai kesukaan dan kecenderungan hati terhadapnya.
3.    Wirotsah (Keturunan)
Secar istilah Wirotsah adalah berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Wirotsah juga dapat dikatakan sebagai factor pembawaan dari dalam yang berbentuk kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan dari sifat-sifat asasi orang tuanya. Terkadang anak mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. Meskipun keturunan tidak berperan mutlak tetapi keturunan tersebut bisa menjadikan seseorang untuk beraktual mazmumah maupun mahmudiah.
4.    Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan akhlak seseorang, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,agar kamu bersyukur (Q.S An Nahl : 78)
Dalam ayat diatas memberi petunjuk bahwa seorang manusia dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui segala sesuatu oleh sebab itu manusia memiliki potensi untuk dididik. Potensi tersebut bisa dididik melalui pengalaman yang timbul dilingkungan sekitar anak. Jika lingkungan tempat tinggal ia tinggal bersikap baik maka anak pun akan cendrung bersikap baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk maka anak akan cenderung bersikap buruk.
Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membentuk anak itu menjadi yahudi, nasrani atau majusi (H.R. Bukhari)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa lingkungan keluarga (dalam hal ini adalah kedua orang tua) adalah sebagai pelaksana utama dalam pendidikan akhlak anak. Ajaran Islam sudah memberi petunjuk yang lengkap kepada orang tua dalam membina akhlak anak. Jadi apabila orng tua ingin anaknya berakhlak mulia, maka sedari dini hendaklah anak-anaknya ditanami dengan nilai-nilai Islam. Sebagai orng tua yang berpengaruh terhadap pembentukan dan keprobadian anak, seharusnyalah orang tua memperhatikan pada pergaulan anak dilingkungan sekolah maupun di masyarakat. Karena lingkungan sangat berpengaruh pada proses pembentukan akhlak seseorang. Melalui kerja sama yang baik antara orang tua, guru disekolah dan tokoh-tokoh masyarakat, maka aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diajarkan akan terbentuk pada diri anak.    
5.    Al-Qiyam
Al-Qiyam adalah nilai-nilai Islam yang telah dipelajari selama seseorang hidup. Aspek ini sangat mempengaruhi terbentuknya akhlak mulia dalam diri seseorang. Pedoman akhlak mulia atau akhlak Islami adalah Al-Quran dan Hadits. Melalui pemahaman tentang nilai-nilai ke Islaman yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits, seseorang bisa mengamalkan nilai-nilai tersebut. Sehingga tanpa disadari nilai-nilai tersebut menyatu dalam kepribadiannya dan terbentuklah akhlak mulia.

 Metode Pembinaan Akhlak
Islam sangat memperhatikan pembinaan Akhlak, sehingga didalam Islam pembinaan jiwa harus didahulukan dari pada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik, yang akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin[3]. Hasil analisis Muhammad Al-Ghazali menyatakan bahwa dalam rukun Islam terkandung konsep pembinaan akhlak.
1.         Mengucapkan dua kalimah syahadat. Kalimat yang mengandung pernyataan bahwa selama hidup, manusia yang hanya tunduk dan patuh pada aturan Allah dan Rasul-Nya, sudah dapat dipastikan menjadi orang yang berakhlak baik atau mulia.
2.         Mengerjakan sholat lima waktu
Artinya : Bahwasanya aku menerima sholat hanya dari orang yang bertawadhu’ dengan sholatnya kepada keagungan-Ku yang tidak terus-menerus berdosa, menghabiskan waktunya sepanjang hari untuk dzikir kepada-Ku, kasih sayang kepada fakir miskin, Ibnu sabil, janda serta mengasihi orang yang mendapat musibah. (H.R. Al-Bazaar).Pada hadist Qudsi diatas menjelaskan bahwa sholat diharapkan dapat menghasilkan akhlak yang mulia. Selain itu sholat khususnya jika dilakukan berjama’ah akan menghasilkan kesahajaan.
3.         Membayar Zakat. Didalam membayar zakat mengandung didikan akhlak, agar orang yang melaksanakannya dapat membersihkan dirinya dari sifat kikir, mementingkan diri sendiri dan membersihkan hartanya dari hak orang lain.
4.         Puasa. Puasa bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum dalam waktu terbatas, tetapi juga mendidik agar bisa menahan diri dari keinginan untuk melakukan perbuatan keji yang dilarang.
5.         Ibadah Haji. Didalam ibadah haji diamping harus menguasai ilmunya, juga harus sehat fisiknya, ada kemauan keras, bersabar dalam menjalankannya, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan rela meninggalkan tanah air, harta dan keluarganya. Adapun pembinaan akhlak lainnya adalah dengan cara:
a.         Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung kontinyu
b.        Dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa dipaksa.
c.         Melalui keteladanan
d.        Dengan cara menuntut ilmu

Manfaat Akhlak Mulia
a.     Memperkuat dan menyempurnakan agama
b.    Mempermudah perhitungan amal di akhirat
c.     Menghilangkan kesulitan
d.    Selamat hidup di dunia dan akherat.

Akhlak mulia yang paling utama dimata Allah adalah sabar, pandangan serba duniawi lupa akhirat, Terbiasa Dengan Reward & Punishment Duniawi yg Bersifat Fisik/Materi, Terbiasa Mengikuti Perasaan, bukan Faktanya, Terlalu Banyak Pemimpin, Tak Ada yang Mau Dipimpin, TERBIASA MENGIKUTI RUMUS : “KATANYA”, BUKAN “DEFINISINYA”.
Tanggung jawab dalam peran kehidupan sehari hari tersurat dalam Al Quran, semua serba baik. Serulah ke jalan Tuhanmu (Islam)  dengan hikmah, dengan pelajaran yang baik,dan  bantahlah  mereka dengan cara yang baik. (An Nahl: 125)
Berkerjasama secara team sangat penting karena kita hidup sebagai makhluk social yang saling ketergantungan kepada sesama, agar saling menguatkan, dalam quran; Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yg berperang di jalan-Nya dalam barisan yg teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yg tersusun kokoh. (Ash Shaff: 3)
            “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan penampilan terbaik” QS.At Tiin: 4
            “Siapa yang paling baik perkataannya dari seorang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata, “sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)” QS.Fushillat:33
            “(dialah Allah) yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang paling baik amalnya. Dia yang Maha pengampun lagi Maha Penyayang” QS.Al-Mulk: 2
THE BEST ATTITUDE
            Positive Thinking
            Proaktif; bagaimana kita selalu menghadapi segala macam stimulasi atau rangsangan baik itu yang negatif maupun yang positif dengan respon yang positif.
            Change
            Take Action
            Jujur & Pema’af (bukan berarti harus memaafkan kesalahan).
            Punya komitment (tidak plin-plan).
            Amanah (bertanggungjawab).
            Tidak ABS (tidak cari muka).
            Kooperatif (bukan berarti tidak bersaing)
            Kredible (dapat diandalkan).




C.    PEMBENTUKAN PRIBADI YANG UTUH
Pribadi yang UTUH dibentuk dari 3 hal:
a)        Beauty, cantik itu tidak harus menor, hanya perlu tampil yang excellent, wajar dan mempesona dan yang terpenting itu adalah innerbeauty yang akan memancarkan kecantikan alami dari diri anda. penampilan anda akan mempengaruhi fikiran anda, fikiran anda akan mempengaruhi tujuan anda, tujuan akan mempengaruhi tindakan, tindakan akan memberikan hasil.
b)        Behaviour, Positive Attitude is Everything
Menurut Penelitian Schciber, keberhasilan seseorang ditentukan oleh:
Pendidikan Formal 15 %
Sikap mental & kepribadian 85 %
Sikap mental yang diperlukan:
1.      Berpikir Positifdalam firman Allah;“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum,sampai ia merubah nasibnya sendiri”. (QS:Arra’du:11). Dari ayat ini, kita tidak memliki alasan untuk tidak berjuang meraih sukses, melainkan yang tidak sukses hanya mereka yang berputus asa, berpikiran kerdil dan malas.
2.      Percaya diri, hal sangat penting untuk pembentukan mental yang berani.
3.      Berorentasi proses & hasil, berproses semaksimal mungkin itu perlu, untuk mengetahui tingkat kemampuan keberhasilan yang dapat kita capai.
4.      Pengambil resiko, selain percaya diri kita juga harus berani mnegambil resiko, kenapa? Karena segala sesuatu pasti ada konsekuensinya, dan kita bisa memanajemeni resiko tersebut dengan bijak dan kondisional.
5.      Kepemimpinan, jiwa pemimpin itu perlu untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap apa yang telah kita lakukan.
6.      Keorisinilan, tunjukkan diri anda sebenarnya, jangan jadi orang lain, jangan jadi siluman.
7.      Berotentasi masa depan, hal ini wajib karena orang yang hanya memikirkan.
8.      Mengelola waktu
9.      Komunikasi yang terampil  
c)      Brain
Berkata Al Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf (Sayyidil Walid): “Ilmu itu bagai lautan dan tak akan ada yang mengenalnya kecuali merasakannya”. Jadi kita wajib memahami ilmu bukan hanya dengan kepala tapi juga memahaminya secara hati.
Berkata Al Habib Abdullah Bin Mukshin Al-Attas; “Ilmu itu membutuhkan amal, amal membutuhkan ikhlas, maka ikhlas mendatangkan keridho’an”. Untuk itu disamping kita mengasah otak dengan menuntut ilmu, hendaknya diamalkan juga, agar bermanfaat bagi kita semua. Jika kita mampu member manfaat kepada orang lain dengan penuh kesabaran, maka InsyaAllah kesabaran dan keikhlasan akan tumbuh dalam hati dengan alami.

D.    BERTAHAN DI PUNCAK
Bertahan di pucak memerlukan kekuatan lebih besar dan usaha keras dibanding meraihnya. Pendapat ulama sufi, Selama umat itu akhlaknya baik ia akan tetap eksis, dan jika akhlaknya sirna, maka ia pun akan binasa (Syair Syauki Bey). Jadi untuk mempertahankan kesuksesan itu selain melahirkan ide-ide brilliant dan kreatif, sikaplah yang menentukan. Sabar dan ikhlas itu perlu, jika anda melakukan sesuatu tidak disertai dengan ikhlas maka kesungguhan hati anda bisa dipastikan hanya sekian persen saja. Sabar itu karunia Allah yang diberikan kepada hambaNya yang dikehendakinya, dan sabar itu keberkahan yang tiada tara yang hanya bisa dirasakan oleh hamba Allah yang taat.
Tidak sedikit orang sukses yang jatuh karena kesombongan, banyak artis tenar miliyaran yang jatuh karena sifatnya yang riya’ dan kasar, banyak bos-bos besar yang jatuh karena sifatnya yang mempermainkan wanita, berfoya-foya, berjudi dan lain-lain.
Untuk jaga sikap, jaga perkataan karena perkataan itu bagaikan paku yang menancap di kayu, walaupun pakunya sudah dicabut akan tetap membekas. Berhati-hatilah, karena hanya Anda lah yang mampu menentukan kehidupan anda sendiri, bukan orang lain.
Selain itu semua kita juga bisa belajar bagaimana semut berjuang, binatang kecil namun dengan kekuatan luar biasa:
BUDAYA SEMUT
q Tanggung Jawab; Selalu konsisten dan tanggungjawab terhadap amanah yang telah diberikan.
q Inovatif & Kreatif; Selalu berusaha menemukan cara untuk membawa beban yang bahkan 1000 kali besar tubuh kita.
q Produktif; Tidak ada waktu yang terbuang tanpa hasil; terus jalan untuk menemukan sesuatu.
q Rendah hati; Tidak mudah tersinggung dan selalu hormat kepada siapapun.
q Peduli dan peka terhadap lingkungannya sehingga tidak heran jika mereka selalu terlibat bersama-sama saat menghampiri makanan.
q Senantiasa bersikap positif dan antusias dalam melakukan tindakan tertentu.
q Selalu menghargai sesamanya, tidak heran jika setiap bertemu, mereka selalu bertegur sapa.
q Selalu bekerja sama dan produktif, mereka membangun sesuatu atau mencari sesuatu, missal saat mereka membangun sarang atau mencari makanan.

       Dari semut kita banyak belajar tentang pentingnya sifat tanggung jawab, inovatif dan kreatif, produktif, dan rendah hati. Tahukah Anda? Semut yang memiliki tubuh sekecil itu mampu mengangkat beban 300 kali lipat dari berat tubuhnya. Dan semut juga tergolong binatang yang memiliki berat otak lebih berat dari dari badannya yaitu sekitar 6%, kira-kira 0,3 mg. Perhatikan pernyataan dibawah ini:

          Siapayang dapat mengendalikan hal itu semua? Siapa yang menanggung akibat dari sifat tersebut? Apa yang harus anda lakukan sekarang? Tentukan pilihanmu, dan buat keputusan yang tepat saat ini, bukan satu jam lagi, bukan nanti, bukan besok, bukan lusa, apalagi tahun depan tapi sekarang, saat ini juga. Untuk apa? Untuk kehidupan masa depan yang lebih baik bagi anda dan orang yang anda cintai.
          Lihatlah segala sesuatu dengan bijak, dan dari posisi kebenaran bukan dari kebanyakan orang ataupun pada umunya. Kalau orang umum mencuri tanaman tebu apa anda juga akan ikut mencuri tanaman tebu, sedangkan anda tahu bahwa mencuri itu haram, dan kalau anda makan akan menjadi daging yang haram, dan daging haram itu tempatnya di mana? Tempatnya di neraka, berhati-hatilah. Perhatikan firman Allah dibawah ini:
Untuk tetap bertahan menjadi yang terbaik jadilah yang berbeda, jangan menyamai orang lain, lakukan terus inovasi-inovasi yang mampu mengubah diri anda dan kehidupan orang disekitar anda, jadilah orang yang memberi manfaat kebaikan-kebaikan kepada sesama.
Kenapa harus memiliki keinginan kuat untuk bertahan? Karena orang punya alasan yang kuat untuk bertahan, untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk agamanya dan orang-orang yang dicintainya. Yang terpenting setiap strategi yang dilaksanakan harus mempunyai WIN – WIN, harus mempunyai nilai tambah, sehingga orang punya keunggulan bersaing.
 















Sentuhlah dunia dengan tanganmu yang kuat, hatimu yang teguh dan akalmu yang tajam, jangan jadi looser tapi jadilah the winner. Yakinlah apa-apa yang diberikan kepadamu pasti yang terbaik dari penciptamu Yang Maha Perkasa dan Maha Segalanya. Jangan pernah mendoktrin Allah, tapi ikuti jalanNya dengan prasangka yang baik. Perhatikan Hadits Qudsi berikut:

أبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

Hadits abu hurairah r.a. ia berkata rasulullah saw.bersabda: "Allah berfirman: 'Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkalmaka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari."
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah selalu bersama kita, bukan berarti kekuasaan Allah terbatas pada hamba-Nya, tentunya kekusasaan Allah jauh melaupaui apa yang ada. Hadits ini memotivasi kita untuk selalu mengingat Allah, dan selalu melaksanakan kebaikan, karena sesuai dengan hadits di atas, bahwa Allah tidak akan membalas perbuatan baik hambanya dengan balasan yang sama, akan tetapi Allah akan membalasnya dengan balasan yang lebih dari itu. Fahami juga Hadits ini:
أنا عند ظن عبدي بي فإن ظن بي خيرا فله الخير فلا تظنوا بالله إلا خيرا
Artinya: Aku menuruti prasangka hamba terhadapKu, jika Ia berprasangka baik terhadapKu, maka baginya kebaikan, maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan.( Bukhori )
Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan energi positif yang besar, sehingga  beban yang berat akan berubah menjadi ringan, problema yang sulit akan mudah teratasi. Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan iman yang kuat, sehingga kegamangan hidup akan berubah menjadi sebuah kedamaian yang tiada batas, keyakinan yang tidak tercampur keraguan di dalamnya.
Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan keridhaan dan ampunan Allah, sehingga hidup ini selalu berada dibawah naungan rahmatNya.
Hadits-hadits tersebut menerangkan bahwa kita harus benar-benar yakin kepada Allah dengan segala kebaikanNya. Untuk itu yakinlah bahwa anda pasti bisa sukses menjadi pemenang dan nomor satu, dan bertahan dengan sikap yang positif. Hadapi semua rintangan yang ada, karena rintangan pasti ada disetiap menuju sesuatu.
Manusia Sejati memberi Arah;
Manusia sesat menimbulkan masalah.
Manusia Amanah tumbuh berlipat ganda;
Manusia khianat pandai berpura-pura
Manusia Berguna membawa pertumbuhan;
Manusia Sia-sia membawa bencana bertubi-tubi.
Manusia Sepenuh hati memberi kebahagiaan;
Manusia setengah hati membawa duka nestapa.
E.     Pintu Meraih Sukses Dalam Hidup

           Semua orang menginginkan agar hidupnya sukses. Mereka ingin menjadi orang yang dianggap hebat, baik di bidang pendidikan, ekonomi, status social dan lainnya. Di bidang pendidikan misalnya, mereka menghendaki agar berhasil meraih jenjang pendidikan tertinggi dibanding teman-temannya. Di bidang ekonomi, mereka ingin menjadi kaya, melebihi orang lain. Dan begitu juga dalam status social, mereka ingin menjadi orang terpandang, sebagai tokoh, orang yang didengar pendapatnya dan diikuti perilakunya.
     Hal serupa juga dicita-citakan oleh mahasiswa. Mereka pada umumnya ingin mendapatkan indeks prestasi tertinggi, lulus dan diwisuda dengan tepat waktu. Selesai kuliah, berharap segera mendapatkan pekerjaan, dihormati orang, dan diposisikan sebagai orang pilihan, pendapatnya didengarkan dan perilakunya dijadikan acuan banyak orang. Harapan seperti itu wajar, dan justru jika tidak memiliki cita-cita seperti itu, malah terasa aneh. Ada orang sebatas cita-cita saja tidak memilikinya.
           Akan tetapi memang anehnya tidak semua orang mau menempatkan diri pada jalan yang memungkinkannya berhasil meraih cita-cita itu. Orang sukses di bidang apa saja selalu disebabkan oleh karena yang bersangkutan berhasil menempatkan diri pada posisi yang tepat. Jalan menuju sukses harus dilalui bagi orang yang menginginkannya. Tidak akan mungkin seorang menjadi sukses dalam hidupnya, jika mereka tidak menampatkan diri pada jalan itu.
           Seorang pedagang menjadi sukses, karena mereka berhasil menyesuaikan diri dengan jalan sukses pada umumnya sebagai seorang pedagang. Seorang petani sukses karena mereka mengolah lahan pertaniannya secara tepat. Mereka berhasil mendapatkan lahan yang subur dan luas, mengolah tanahnya dengan cara yang tepat. Pintar memilih jenis tanaman, bibit unggul, pemupukan dan bahkan hingga memasarkan hasil pertaniannya dan seterusnya.
           Demikian pula seorang calon mahasiswa, tatkala diterima masuk perguruan tinggi, mereka ingin sukses, kelak menjadi seorang ahli sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Cita-citanya berhasil dibangun. Mereka memiliki imajinasi tentang masa depan yang jelas. Mereka ingin menjadi sarjana yang hebat, tidak sebagaimana sarjana pada umumnya. Dengan pilihan itu, maka mereka akan bisa berbuat untuk kepentingan dirinya, keluarganya, dan masyarakatnya.

           Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah setiap mahasiswa selalu mengambil sikap seperti itu. Ternyata dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Biasanya, beberapa minggu mengikuti kegiatan pendidikan di kampus, mereka berhasil membangun semangat. Perpustakaan didatangi, buku-buku yang dianggap penting untuk menunjang belajarnya dibeli, jadwal kegiatan disusun secara rapi, dan bahkan teman-teman yang dianggap bisa mendorong keberhasilannya didekati.
           Namun ternyata, tidak lama kemudian semangat itu kendor. Kuliah dijalani hanya sebatas memenuhi tuntutan formal. Mereka masih datang ke ruang kuliah sebagaimana teman-teman lainnya. Demikian pula, mereka juga mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Tetapi tugas itu hanya dikerjakan sebatas untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan. Hari ke hari, hidup di kampus seperti itu dijalani, tetapi semua itu seperti tidak ada lain kecuali hanya sebatas memenuhi syarat dan rukun hidup di perguruan tinggi. Semangat atau jiwa belajar segera redup. Sedangkan yang tersisa hanyalah sebatas datang ke ruang kuliah, mencatat, mengerjakan tugas, mengikuti ujian, dan akhirnya lulus berhasil mengumpulkan sejumlah sks sebagai syarat dinyatakan lulus menjadi sarjana.
           Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah mereka itu telah berada pada jalan menuju sukses yang sebenarnya. Tentu jawabnya tidak sederhana. Jika yang dimaksud sukses hanya sebatas mendapatkan ijazah, maka setelah berhasil mengumpulkan sejumlah sks sebagaimana yang dipersyaratkan, mereka akan diwisuda dan selembar ijazah yang dicita-citakan akan segera diperoleh. Selanjutnya, jika kebetulan ada lowongan penerimaan CPNS, ijazah itu juga bisa digunakan untuk mendaftar dan manakala beruntung lulus, yang bersangkutan akan menjadi pegawai negeri. Pada batas-batas seperti ini, mereka sukses. Akan tetapi, apakah hanya sesederhana itu yang dicita-citakan.
           Jika yang dicita-citakan lebih dari itu, yaitu menjadi orang yang terpandang melebihi orang lain pada umumnya, maka sudah barang tentu apa yang dijalankan sebagaimana digambarkan di muka masih kurang mencukupi. Sebagai orang yang terpandang maka harus membekali diri dalam berbagai halnya melebihi dari lainnya. Jika orang biasa hanya selalu berpikir untuk dirinya, maka sebagai orang yang memiliki kelebihan harus berpikir bagi orang lain. Jika orang lain pada umumya, masih memerlukan dorongan, maka orang berlebih yang disebut sukses itu justru selalu mendorong orang lain. Seorang yang sukses, karena kelebihan yang dimilikinya itu harus selalu berposisi sebagai pemberi. Mereka harus menempatkan diri sebagai inspirator, motivator, dinamisator, atau kekuatan penggerak bagi lainnya.
           Dengan cara itu, mereka bukan lagi menjadi orang biasa atau sebagai orang pada umumnya. Orang sukses selalu mampu menempatkan diri, yaitu berada pada jalan atau pintu menuju keberhasilan itu. Posisi itu diraih, karena mereka berhasil membangun jiwa maju dan dinamis, dan dilakukan secara istiqomah. Mereka memiliki keberanian dan tekat untuk meraih cita-citanya itu. Padahal pintu atau jalan itu tidak selalu mudah dilalui, namun tetap dipilih dan dijalaninya. Bahkan berbagai rintangan selalu menghadang, tetapi tidak pernah dijauhi. Bermodalkan keberaniannya itu justru rintangan itu selalu didekati dan disingkirkannya. Hidup sukses memang ada pintu dan jalannya, sedangkan siapa saja yang ingin meraihnya, pintu atau jalan itu harus dilalui.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Akhlak mulia adalah sifat atau tingkah laku seseorang yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat pada kitab Al-Qur’an dan Sunah Rasul. Aspek-aspek yang mempengaruhi terbentuknya akhlak seseorang adalah :
1.      Insting – Naluri
2.      Lingkungan
3.      Keturunan
4.      Adat kebiasaan
5.      Al-Qiyam
B.     Saran
Terima kasih sudah membaca makalah kami dengan teliti dan semua makalah kami memotivasi anda untuk lebih berpikir maju dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah hidup.
Jika dalam makalah kelompok kami ini terdapat berbagai kesalahan, kekurangan dan kekeliruan. Pemakalah meminta maaf kepada para pembaca, selain itu para pemakalah menanti kritik dan saran dari para pembaca, agar makalah selanjutnya bisa lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA
Asmaran As. 1994. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Raja Grafindo. cet. ke-2
Mustafa, Ahmad. 1997. Akhlak Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia. cet . ke-2
Nata, Abudin. 2003. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada. cet. ke-5
Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Raja Grafindo Persada