PEMASARAN, MANAJEMEN PEMASARAN
DAN BAURAN PEMASARAN
1. BINTI
LAILATUR ROHMATIN (12130310084)
2. ELOK
SUCI MULYANINGTYAS (12130310036)
3. LAILI
APRILIAWATI (12130310066)
4. SITI AROHMATUL LATIFAH (12130310083)
5. ARI MINARTI (12130310085)
UNIVERSITAS
ISLAM KADIRI
EXCELLENT
IN QUALITY
FAKULTAS/JURUSAN:
EKONOMI/AKUNTANSI
TAHUN
2013
MOTTO
·
Hidup itu perlu perjuangan, dan berjuang
itu harus selalu senyum, salam, sapa, santai, serius, semangat dan sukses.
·
Apa pun saya bisa jika saya mau.
·
Tidak ada yang tidak mungkin, takdir itu
dari Allah SWT, tapi nasib kita, kita sendiri yang menentukan.
·
Takdir itu bukan hanya pasrah, tapi
harus diubah, ubahlah dan percayailah dengan Niat, Do’a, Usaha dan Tawakkal
·
Orang malas dan tidak produktif merasa 1
hari seperti 1 tahun, tapi orang produktif dan pemikir merasa 1 hari hanya
beberapa jam saja.
·
Hidup itu tidak ada yang sulit, yang ada
belum tahu caranya, agar mudah cari tahu caranya.
·
Be positive, be different, be great,
keep smile and fighting.
·
Hidup
itu indah jika semuanya di jalani dengan ikhlas dan tidak mudah putus asa dalam
menghadapi masalah, semua masalah pasti ada jalan keluarnya.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kita panjatkan kita telah
berusaha dengan kemampuan, tenaga, waktu dan fikiran untuk menghasilkan
prestasi ini dalam rangka meningkatkan daya serap atau pemahaman mata kuliah
agar mahasiswa lebih mengutamakan konsep ilmu yang diberikan karena hal
tersebut merupakan masalah utama dalam proses belajar.
Berbagai informasi telah kami baca untuk mencapai tujuan penguasaan
metode mata kuliah managament pemasaran yang lebih mendalam bagi mahasiswa.
Semoga makalah ini, definisi
pemasaran dan manajemen pemasaran sebagai dasar atau
fundemental untuk ilmu managament pemasaran dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca yang ingin terus mendalami bidang keilmuannya. Selamat belajar semoga
Allah SWT meridhoi. Amin
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain
itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh
konsumen.
Dalam
mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah
satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut
penting karena bauran pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan
tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan
bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan
produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Dalam
konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran di
dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat
penting guna mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan
melakukan perencanaan terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan
dapat merumuskan program pemasaran yang tepat bagi produk yang akan ditawarkan
kepada konsumen.
Pemasaran
dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi
keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi
kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan
terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin
memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah
dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga
dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses
dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran.
Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang
(place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja di bidang
pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep
dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Isu
Pemasaran Yang Berubah
Perkembangan situasi bisnis sekarang ini
sangat dipengaruhi oleh perkembangan arus informasi, teknologi dan tuntutan
masyarakat yang selalu mengikuti perubahan. Bisnis masa kini berada pada
lingkungan yang selalu berubah dengan cepat dan dinamis. Globalisasi yang
ditandai dengan adanya arus perdagangan tanpa batas negara, ruang dan waktu membuat
tingkat persaingan menjadi semakin tajam. Tingginya tingkat persaingan juga
didukung oleh adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
memungkinkan adanya perdagangan lewat internet atau komputer sehingga membawa
dampak pada perubahan perilaku beli dan jual masyarakat.
Dengan adanya tingkat persaingan yang tajam,
membuat banyak produk yang relatif sama di pasar (look a like product). Hal ini
menjadikan konsumen dihadapkan pada banyak pilihan produk dan sulit membedakan
satu produk dengan produk lain. Konsumen menjadi semakin demanding atau
menuntut nilai (value) produk dengan lebih membandingkan harga dan manfaat
produk yang didapat. Konsumen masa kini lebih pandai mengharapkan lebih dari
apa yang mereka terima di masa sebelumnya. Konsumen lebih mencari esensi nilai
produk yaitu barang dan jasa yang berkualitas dengan harga yang wajar. Persepsi
konsumen atas nilai berkaitan dengan kualitas produk yang dapat memberikan
kepuasan konsumen yaitu kemampuan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan melebihi harapan pembeli. Pelanggan akan puas bila mereka
mendapatkan kualitas barang dan jasa dengan harga yang wajar sehingga semakin
besar kemungkinan melakukan pembelian ulang atau melakukan hubungan dengan
perusahaan.
Oleh karena itu hanya perusahaan yang
mendasarakan keputusan pemasarannya pada customer orienteddan value
oriented-lah yang bisa bertahan. Konsep market driven atau consumer driven
perlu diterapkan ke dalam kebijakan intern perusahaan agar kepuasan pelanggan
menjadi orientasi atau fokus perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan juga
sangat tergantung dari kemampuan perusahaan menciptakan hubungan baik dengan
konsumen (consumer relationship). Untuk itu perusahaan sebaiknya menerapkan
konsep pemasaran berdasarkan hubungan (relationship marketing) yang pada
dasarnya mempunyai tujuan untuk menciptakan loyalitas pelanggan yang kuat. Hal
ini mengakibatkan banyak perusahaan yang berada pada posisi pemimpin pasar
lebih berupaya untuk mempertahankan pelanggannya daripada menerobos pasar baru.
Hal dasar yang perlu diperhatikan perusahaan dalam menjalin hubungan ini adalah
memahami benar apa kebutuhan dan keinginan serta harapan individual konsumen.
Akhir-akhir ini banyak perusahaan yang menyadari untuk menerapkan
individualized marketing atau one to one marketing dengan cara menciptakan
produk yang dapat tepat memenuhi apa yang diinginkan dan dibutuhkan kelompok
konsumen.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pemasaran dan
manajemen pemasaran?
2. Apa yang dimaksud dengan bauran pemasaran?
3. Bagaimana strategi pemasaran?
4. Bagaimana analisis peluang pemasaran dengan pengaruh
lingkungan dan perilaku konsumen terhadap pemasaran suatu produk?
5. Bagaimana menentukan sasaran pasar dan posisi
pasar?
C.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang pemasaran dan
manajemen pemasaran.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
bauran pemasaran.
3. Untuk mengetahui strategi apa saja dalam
pemasaran suatu produk.
4. Untuk mengetahui bagaimana analisis pemasaran
dengan pengaruh lingkungan dan perilaku konsumen terhadap pemasaran suatu
produk.
5. Untuk mengetahui cara menentukan sasaran pasar
dan posisi pasar yang relevan suatu produk?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah:
1.
Philip Kotler (Marketing)
pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan melalui proses pertukaran.
2.
Menurut Philip Kotler dan
Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
3.
Pemasaran adalah suatu
sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan
harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan
keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
4.
Menurut W Stanton pemasaran
adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
Pemasaran pada dasarnya
merupakan suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke
tangan konsumen. Lebih lanjut beberapa ahli memberikan bermacam-macam batasan
tentang pemasaran diantaranya dikemukakan oleh Philip Kotler:
Pemasaran adalah semua proses sosial
dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
mereka dengan menciptakan, manawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain.
Sedangkan pengertian pemasaran
menurut American Marketing
Association adalah sebagai berikut:
Pemasaran merupakan suatu proses
perencanaan dan pengembangan kegiatan usaha yang meliputi kebijakan harga,
promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang atau jasa yang diarahkan pada
suatu proses pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Dari sejumlah definisi
pemasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran pada dasarnya
meliputi empat kegiatan utama yaitu pengembangan produk, promosi, harga dan
saluran distribusi yang biasa disebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran.
Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal
dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong
pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari
program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian
(organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa
Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud
untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Fungsi-fungsi
manajemen pada dasarnya terdiri dari fungsi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi strategi yang dilaksanakan dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan. Pengertian manajemen pemasaran juga sangat berkaitan dengan
tugas-tugas manajer pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsinya.
Manajemen pemasaran dapat
didefinisikan sebagai berikut:
Manajemen Pemasaran adalah suatu
proses analisis, perencanaan, implementasi, koordinasi dan pengendalian program
pemasaran yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi, dan distribusi dari
produk, jasa, dan ide yang ditawarkan untuk menciptakan dan meningkatkan
pertukaran manfaat dengan pasar sasaran dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi (Boyd, Walker, Larreche, 1998, p.16).
Sedangkan
pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah sebagai berikut:
Manajemen Pemasaran adalah
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk
tujuan perumusan tujuan pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran dan
strategi pemasaran, yang ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat
memenuhi tujuan individu maupun organisasi.
Dari
definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pemasaran meliputi proses analisis, perencanaan,
implementasi, dan pengendalian
program
pemasaran. Pada tahap awal pemasar perlu melakukan analisis peluang pemasaran untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan dengan menganalisis lingkungan pemasaran dan perilaku konsumen. Pada
tahap kedua pemasar perlu menyusun perencanaan pemasaran stratejik yaitu dengan
merumuskan tujuan pemasaran, mengidentifikasi kendala yang menghambat tujuan,
mengembangkan strategi pemasaran dan menetapkan program pemasaran. Tahap ketiga
impelemntasi rencana pemasaran dan tahap terahir adalah pengendaian pemasaran.
Proses Manajemen Pemasaran
1.
Menganalisis
Peluang Pemasaran untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan:
a.
Lingkungan
eksternal
b.
Pelanggan
2.
Menyusun
Perencanaan Pemasaran Stratejik:
a.
Merumuskan
tujuan pemasaran
b.
Mengidentifikasi
kendala
c.
Mengembangkan
strategi pemasaran
d.
Menetapkan
program pemasaran
3.
Implementasi
Rencana Pemasaran
4.
Pengendalian
Pemasaran
KONSEP DASAR/FILOSOFI PEMASARAN
Manajer
pemasaran dalam melakukan aktifitasnya perlu memikirkan orientasi atau filosofi
yang mendasari upaya pemasarannya. Melalui filosofi tersebut kegiatan pemasaran
mempunyai pola orientasi bisnis dan pemasaran baik pada perusahaan, pelanggan
ataupun masyarakat. Konsep
pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah
diungkapkan dengan berbagai cara:
1.
Temukan keinginan pasar dan
penuhilah.
2.
Buatlah apa yang dapat
dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3.
Cintailah pelanggan, bukan
produk anda.
4.
Lakukanlah menurut cara
anda (Burger king)
5.
Andalah yang menentukan
(United Airlines)
6.
Melakukan segalanya dalam
batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu
dan kepuasan (JC. Penney).
Terdapat
beberapa konsep yang merupakan dasar pelaksanaan pemasaran yaitu:
1.
Konsep
produksi yaitu konsep yang berorientasi produksi menekankan bahwa kegiatan
produksi harus diutamakan dan dilakukan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi
permintaan. Tujuan konsep produksi adalah
pencapaian efisiensi prosuksi, biaya rendah, dan distribusi massa.
2.
Konsep
produk yaitu konsep yang menekankan bahwa
sukses pemasaran tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.
Perusahaan yang memakai konsep ini selalu berusaha memenangkan persaingan
melalui pembuatan produk unggulan Perusahaan selalu berupaya menghasilkan
produk berkulitas dan terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya.
3.
Konsep
penjualan yang menekankan bahwa konsumen tidak akan mengkonsumsi produk dari
suatu perusahaan, apabila perusahaan tersebut tidak melakukan usaha promosi dan
penjualan yang agresif.
4.
Konsep
pemasaran merupakan konsep yang lebih menitikberatkan pada kepentingan
pelanggan atau kepuasan konsumen. Filosofi konsep pemasaran dikemukakan oleh
Kotler sebagai berikut:
Konsep pemasaran sebagai
filosofi berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibanding pesaingnya.
Dengan demikian konsep
pemasaran sebagai filosofi mencakup tiga unsur, yaitu:
a.
Orientasi pelanggan. Orientasi pelanggan terdiri
dari kegiatan penentuan produk dan program pemasarannya melalui pengembangan
dan implementasi strategi pemasaran.
b.
Pemasaran yang terkoordinasi dan terintegrasi. Perlunya koordinasi dan
integrasi seluruh kegiatan pemasaran pada berbagai unit di dalam perusahaan
ditujukan untuk dapat memberikan kepuasan pelanggan.
c.
Pencapaian tujuan kinerja organisasi. Tujuan perusahaan adalah untuk
mendapatkan laba atau tingkat keuntungan yang layak yang dapat digunakan untuk
mengembangkan perusahaan.
Perbedaan
konsep pemasaran dengan konsep penjualan pada titik tolak, pusat perhatian
(fokus), prosedur dan alat, serta hasil akhirnya. Konsep penjualan berawal dari
keinginan perusahaan, memfokuskan pada usaha mempertahankan produk melalui
upaya promosi dan penjualan sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan laba yang
tinggi. Sedangkan konsep pemasaran titik tolaknya adalah keinginan pasar,
fokusnya pada usahamemnuhi kebutuhan konsumen, melakukan pemasaran yang
terintegrasi dan hasil akhirnya adalah pencapaian laba yang diperoleh dengan
cara memuaskan pelanggan.
5. Konsep pemasaran kemasyarakatan yaitu konsep yang merupakan
perkembangan dari konsep pemasaran yang disesuaikan dengan perubahan sejalan
dengan adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya memelihara keseimbangan
lingkungan dan sosial, serta kesejahteraan masyarakat. Konsep ini menekankan
bahwa tugas organisasi adalah memahami kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
dan meningkatkan kepuasan konsumen lebih efektif dan efisien dibanding pesaing untuk
mencapai kesejahteraan sosial konsumen. Beberapa faktor yang mendorong
berkembangnya konsep ini adalah isu-isu tentang lingkungan hijau (green
marketing), pemasaran sosial, etika dan moral berbisnis, serta profit oriented versus
social oriented. Perusahaan harus lebih berorientasi pada
umat dan kelangsungan hidup agar tidak terjadi konflik kepentingan antara
produsen dengan masyarakat. Misal perusahaan penyedap rasa perlu mencantumkan
label halal dan mendapat sertifiksi dari majelis Ulama Indonesia (MUI) agar
produknya tidak dijauhi oleh konsumen. Perusahaan kayu lapis baru dapat
memasarkan produknya apabila mendapatkan sertifikasi ecolabel dari dunia untuk
menjamin perusahaan yang bersangkutan malakukan penanaman hutan kembali dan
sisa-sisa proses produksinya telah didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat.
Konsumen sekarang ini menghendaki adanya tanggungjawab sosial dari produsen
produk-produk yang bahannya berasal dari hutan agar dapat menjaga kelestarian
hutan demi terciptanya kesejahteraan masyarakat dunia.
6.
Konsep
pemasaran social berpendapat bahwa tugas
organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran
serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan
efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
7.
Konsep
Pemasaran Global yaitu konsep dimana seorang
manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang
mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya
adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam
perusahaan
Perkembangan dewasa ini
menunjukkan adanya ketidakpuasan konsumen terhadap barang yang dibelinya karena
terdapat ketidaksesuaian antara kenyataan dengan propaganda perusahaan. Pada
kenyataannya banyak perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan yang besar
tanpa memperhatikan kepentingan konsumen. Ini tidak sesuai dengan Konsep
Pemasaran yang berusaha memberikan kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan
laba jangka panjang. Untuk itu masalah konsumerisme menjadi menjadi sangat
penting untuk diperhatikan. Cravens dan Hills mengemukakan konsumerisme sebagai
berikut.
Konsumerisme adalah kekuatan sosial
di dalam lingkungan yang ditujukan untuk membantu dan melindungi konsumen
dengan menggunakan hukum, modal dan tekanan ekonomi terhadap perusahaan.
Konsep-konsep inti
pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai
dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar.
Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan
adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan
adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan
akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk
membelinya.
Pengertian Sistem Pemasaran
Sistem adalah sekolompok
item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara
tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem
pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran
barang, jasa, ide, orang dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan
pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
Dalam pemasaran kelompok
item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu mencakup:
1.
Gabungan organisasi yang
melaksanakan kerja pemasaran.
2.
Produk, jasa, gagasan atau
manusia yang dipasarkan.
3.
Target pasar.
4.
Perantara (pengecer,
grosir, agen transportasi, lembaga keuangan).
5.
Kendala lingkungan
(environmental constraints).
Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang
saling berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur
dalam sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem
radio stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara
tepat. Macam – Macam Sistem Pemasaran
1.
Sistem pemasaran dengan saluran vertikal. Pada sistem ini produsen,
grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.
Tujuan :
a.
Mengendalikan perilaku saluran
b.
Mencegah perselisihan antara anggota saluran
2.
Sistem pemasaran dengan saluran horizontal. Pada sistem ini, ada suatu
kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan
peluang pemasaran yang muncul.
3.
Sistem pemasaran dengan saluran ganda. Pada sistem ini beberapa gaya
pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan,
kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.
B.
BAURAN PEMASARAN
Strategi pemasaran sebagai
alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki
dan progran-program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran.
Menurut Hammel dan Prahalad dalam M.Suyanto (2007:17) menyatakan bahwa tujuan
dari strategi tidak hanya meniru produk, proses dan metode pesaing, melainkan
mengembangkan untuk menciptakan peluang masa yang akan datang dan
mengeksploitasinya.
Strategi pemasaran dapat
terpenuhi dengan penyediaan suatu sarana yang disebut dengan Marketing Mix.
Marketing Mix ini merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan. Menurut
Ratih Hurriyati (2008) menyatakan bahwa bauran pemasaran merupakan unsur-unsur
pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir, dan digunakan dengan
tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif,
sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Menurut Philip Kotler (2009
:101) menyatakan bahwa Marketing Mix merupakan seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaranya di pasar
sasaran.
Mc Carthy dalam Kotler dan
Keller (2009:63) mengklasifikasikan Marketing Mix menjadi empat besar kelompok
yang disebut dengan 4P tentang pemasaran yaitu Product (produk), Price (harga),
Place (tempat) dan Promotion (promosi). Variabel pemasaran dalam setiap 4P
ditunjukan dalam gambar di bawah ini:
Komponen 4p bauran pemasaran
Menurut Morrison dalam Dewi (2010:209) menyatakan bahwa konsep Marketing
Mix diperluas menjadi 8P, dengan penambahan People, packaging, Partnership, dan
Programming .
Jadi marketing mix secara keseluruhan terdiri dari 8p, yaitu :
1.
Product (produk).
Menurut Kotler
dan Keller (2009) menyatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Keputusan tentang
produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, merknya,
pembungkus, garansi dan servis sesudah penjualan. Pengembangan produk dapat
dilakukan setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya. Jika msalah ini
telah diselesaikannya, maka keputusan-keputusan tentang harga, distribusi dan
promosi dapat diambil.
1. Pengelolaan
Dan Pengembangan Produk Baru
1.1
Pengertan Dan Klasifikasi
Produk
Kebijakan produk dititik beratkan pada
bagaimana mendesain produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Kebijakan produk merupakan pengambilan keputusan yang sistematis pada
seluruh aspek pengembangan dan pengelolaan produk, termasuk mengenai merek dan
kemasan.
Perusahaan harus meningkatkan
produk-produk yang ada untuk memuaskan pelanggannya setiap waktu sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan penjualan yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu terus melakukan inovasi, kreasi dan
peningkatan citra merek. Dibutuhkan keberanian untuk menciptaan hal-hal baru
dan menemukan kebutuhan-kebutuhan laten yang belum terbaca selama ini.
1.2
Definisi Produk
Produk dapat didefinisikan sebagai
produk fisik (barang), jasa, ide, atau kombinasi dari ketiganya yang dapat
memenuhi suatu kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk fisik (barang)
merupakan produk yang mempunyai sifat kentara, seperti mesin cuci, sepeda motor
atau alat-kosmetik. Sedangkan jasa diartikan sebagai produk yang tidak kentara
(waktu, keahlian, aktivitas) yang dapat dapat dipertukarkan secara langsung
dari produsen ke konsumen, misal asuransi, klinik kesehatan, biro konsultasi
keuangan, penerbangan, biro iklan, atau pengajaran. Adapun kegiatan pemasaran
yang terkait dengan penawaran ide antara lain pengiklanan di televisi atau
sejumlah kegiatan promosi lainnya yang menekankan pada pentingnya mengendarai
dalam keadaan tidak mabuk atau tentang keuntungan yang didapat dengan tidak
merokok.
Produk dapat diklasifikasi berdasarkan
tujuan penggunaan dan cara pemasarannya, yaitu Barang Konsumen dan Barang
Industri.
a)
Barang Konsumen
Barang konsumen (consumer goods) adalah barang yang dimaksud untuk
dipakai oleh konsumen akhir tanpa memerlukan proses lanjutan secara komersial.
Misal makanan, produk kosmetik, atau gula, yang dapat dipakai oleh seseorang
untuk kenikmatan dirinya.
Jenis barang konsumen tak terhitung jumlahnya, sehingga perlu dilakukan
penggolongan untuk memudahkan dalam memilih strategi pemasarannya. Ditinjau
dari kebiasaan membeli konsumen, barang konsumen dapat digolongkan menjadi 3
(tiga) yaitu:
1)
Convenience Goods (Barang
konvenien), yaitu barang-barang yang relatif mudah dipakai dan mudah untuk
diperoleh. Ciri lain dari barang konvenien adalah memiliki harga yang relatif
murah, frekuensi pembeliannya tinggi, dan konsumen dalam membuat keputusan beli
hanya mengeluarkan sedikit usaha dan pertimbangan. Misal barang-barang
kebutuhan sehari-hari seperti sabun, gula pasir, surat kabar, dan lain-lain.
2)
Shopping Goods (Barang
belanjaan), yaitu barang-barang yang harus dicari dulu oleh pembeli bila ingin
membelinya, karena tidak tersedia di semua tempat. Sebelum memutuskan untuk
membeli, biasanya pembeli akan mempertimbangkan masak-masak beberapa hal
seperti harga, mutu dan warna. Misalnya, perkakas rumah tangga, pakaian atau
barang-barang elektronik.
3)
Specialty Goods (Barang
spesial), yaitu barang-barang yang mempunyai ciri khas unik (identifikasi
merk), harganya relatif mahal dan terdapat pada tempat-tempat tertentu saja,
dimana untuk memperolehnya sekelompok pembeli bersedia mengeluarkan pengorbanan
yang cukup besar. Misalnya, barang-barang mewah dengan jenis dan merek
tertentu, mobil, peralatan fotografi, dan barang antik.
b)
Barang Industri
Barang
industri adalah barang yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa lain
dan untuk memperlancar kegiatan operasional suatu perusahaan. Yang termasuk
dalam kategori barang industri antara lain bahan baku, suku cadang, instalasi,
peralatan tammbahan, perlengkapan dan pelayanan.
1.3
Pengembangan Produk Baru
Alasan Pengembagan Produk Baru adalah
suatu keputusan untuk menciptakan produk banyak didasari karena beberapa
faktor, antara lain produk yang sudah ada telah usang yaitu kurang bermanfaat
untuk masa sekarang yang disebabkan produk telah ketinggalan mode ataupun
teknologi. Survei pasar untuk mengetahui keinginan konsumen dan kekurangan dari
produk yang sudah ada dilakukan sebagai dasar untuk mengembangkan produk yang
sudah ada sehingga konsumen lebih terpuaskan keinginannya. Untuk itu perusahaan
menginvestasikan sejumlah dana yang sangat besar untuk riset dan pengembangan
produk baru atau produk yang sudah ada. Tujuan utama dari usaha pengembangan
produk baru adalah untuk peningkatan pertumbuhan volume dan keuntungan di masa
mendatang.
Produk baru didefinisikan sebagai
barang dan jasa yang pada prinsipnya berbeda dengan produk yang dipasarkan oleh
sebuah perusahaan. Terdapat beberapa kategori tentang produk baru, yaitu:
a)
Produk yang betul-betul
baru, tidak ada produk penggantinya (misal obat bagi pasien yang mengidap sakit
penurunan daya tahan tubuh), ataupun produk yang penggantinya sangat berbeda
(misal tenaga disel untuk mengganti tenaga listrik), tenaga surya untuk
mengganti tenaga air.
b)
Produk yang sejenis, dengan
desain baru, misal mobil desain terbaru untuk tahun depan, baju mode terkini,
telepon seluler dengan fitur termutakhir, dsb.
c)
Produk tiruan yang baru bagi
perusahaan tapi tidak baru bagi pasar, misal kamera digital, telepon seluler
dengan kamera otomatis, dsb.
Tahapan
Pengembangan Produk Baru
1)
Tahap Pencairan dan
Penyaringan Ide tentang Produk Baru
Langkah pertama dalam menciptakan
produk baru adalah mengembangkan ide. Pengembangan produk yang sama sekali baru
membutuhkan informasi pasar tentang kebutuhan apa yang belum terpenuhi agar
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Gagasan produk baru bisa berasal dari
berbagfai macam sumber seperti pelanggan, karyawan, pesaing, penelitian,
pengembangan, dan konsultan. Setiap ide untuk menciptakan atau mengembangkan
produk baru perlu disaring. Penyaringan ide produk baru merupakan keputusan
penting karena menyangkut langkah awal untuk menentukan ide mana yang akan
diterima. Perusahaan akan menolak ide yang memerlukan pengorbanan besar karena
memerlukan sumberdaya (teknologi, keahlian, dan kecakapan di bidang pemasaran)
yang tidak dimiliki perusahaan.
2)
Tahap Analisis Bisnis
Tujuan analisis bisnis adalah
meninggalkan usaha yang tidak menguntngkan sebelum biaya pengembangan dan
pengujian pasar dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan studi yang mendalam
tentang kemampuan laba potensial dari ide produk baru. Masing-masing ide perlu
dianalisis dari segi bisnis untuk memperkirakan biaya dan keuntungannya. Ide
dapat dilaksanakan dengan syarat penerimaan laba melebihi pengeluaran biaya
3)
Tahap Pengembangan
Tujuan tahap ini adalah mengubah
ide-ide menjadi produk sesungguhnya yang dapat memberikan manfaat kepada
konsumen dan dapat diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan. Dalam tahap ini
tercakup beberapa kegiatan antara lain pengujian konsep, penilaian
laboratorium, pengadaan tes kesukaan konsumen, dan operasi pabrik percontohan.
4)
Tahap Pengujian
Tahap ini membutuhkan interaksi
antara bidang pemasaran dan keahlian teknik untuk memutuskan karakteristik
fisik yang dibutuhkan dalam menghadapi tingkat persaingan yang akan dihadapi
pada saat produk baru diluncurkan. Tahap ini dirancang untuk mengukur reaksi
konsumen terhadap produk baru dan melihat dukungan konsumen terhadap program
pemasaran perusahaan di suatu pasar tertentu.
5)
Tahap Komersialisasi
Tahap ini membutuhkan koordinasi
antara berbagai fungsi yang ada. Apabila uji pasar menunjukkan hasil yang
menjanjikan, perusahaan akan mulai memproduksinya dan memasarkannya. Perusahaan
sebaiknya terus memonitor dan melakukan penyesuaian-penyesuaian baik dari segi
produk, harga, iklan, bentuk promosi maupun sistem distribusinya.
Pada tahap
komersialisasi pihak manajemen perlu menghadapi resiko akan kegagalan suatu
produk selain berharap akan berhasil. Hal ini karena terdapat berbagai alasan
mengapa suatu produk bisa gagal di pasar. Antara lain konsumen tidak
mendapatkan manfaat produk yang berbeda dari produk yang ada atau karena tidak
terpenuhinya keinginan konsumen dari ciri khas produk yang ditawarkan. Alasan
lain misalnya karena terjadi kesalahan dalam melakukan perkiraan ukuran pasar
terlalu tinggi, salah positioning, harga juak terlalu tinggi atau rendah,
jaringan distribusi tidak memadai, kurangnya promosi, atau produk kalah kualitas
dengan pesaing.
Untuk itu
pihak pemasar perlu memperhatikan kesesuaian produk yang ditawarkan dengan
kebutuhan pasar seperti diperkirakan dalam konsep pemasaran. Suatu produk akan
berhasil dipasarkan apabila dapat menghantarkan manfaat yang berarti bagi
konsumen dengan karakteristik produk yang berbeda dengan pesaing. Hal-hal yang
perlu diperhatikan pemasar dalam menawarkan produk baru antara lain:
Saat ini konsumen bersikap
sangat berhati-hati dalam melakukan pembelian sehingga perusahaan sebaiknya menawarkan
produk yang berkualitas dimana nilai produk dapat memberikan manfaat produk
yang lebih besar dibanding biaya yang akan dikeluarkan konsumen.
Adanya kondisi pasar di masa
mendatang yang semakin demanding dengan adanya persaingan pasar yang semakin
tajam.
Kepemimpinan dan komitmen
yang kuat dalam tim pengembangan produk baru.
Dukungan dari manajemen
puncak dalam memberikan fasilitas bagi pengembangan produk baru.
2. STRATEGI
PRODUK DAN DAUR HIDUP PRODUK
1.1 Daur Hidup Produk
Daur hidup produk (PLC= Product Life
Cycle) merupakan konsep yang penting dalam pemasaran yang dapat memberikan
gambaran dinamika kompetitif suatu produk yaitu tahap-tahap yang berbeda dalam
sejarah penjualannya. Tiap tahapan produk mempunyai tantangan yang berbeda dan
dapat memberikan kontribusi laba yang berbeda sehingga dibutuhkan strategi
pemasaran yang handal. Tahapan produk dapat dibagi menjadi empat yaitu
perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan.
Perkenalan
Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan
Perkenalan:
suatu periode awal pengenalan produk ke pasar agar konsumen menyadari
keberadaannya. Tahap ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan yang lambat. Biaya
promosi dan produksi sangat tinggi melebihi tingkat pendapatan sehingga tidak
ada penerimaan laba. Produk ditentukan dengan harga tinggi jika di pasar tidak
ada pesaing lain.
Pertumbuhan:
suatu periode peningkatan pertumbuhan penjualan yang sangat cepat dan
peningkatan laba yang cukup berarti. Pesaing berusaha memasarkan produk yang
hampir sama atau bahkan dengan kualitas lebih baik karena menyadari kesuksesan
produk tersebut.
Kedewasaan:
suatu periode penurunan dalam pertumbuhan pasar karena produk telah diterima
oleh sebagian pasar potensial. Laba tidak mengalami peningkatan yang cukup
berarti atau stabil bahkan bisa saja menurun karena perusahaan melakukan upaya
perlawanan pesaing di pasar. Beberapa strategi pemasaran akan menawarkan diskon
khusus dan pembedaan pada rancangan produk yang sudah ada untuk mempertahankan
pangsa pasar.
Penurunan:
Periode dimana tingkat penjualan dan laba mengalami penurunan yang cukup
drastis. Hal ini karena permintaan konsumen sangat berkurang dan pesaing
semakin bertambah di pasaran.
Peranan
Daur Hidup Produk dan Strategi Pemasaran
Konsep
daur hidup produk mempunyai peranan penting dalam penentuan strategi pemasaran.
Konsep tersebut membantu manajer pemasaran dalam:
c)
Mengidentifikasi
signifikansi tren penjualan.
d)
Memperkirakan sifat
persaingan, biaya, dan peluang pasar yang terus berubah.
Ø
Tahap Perkenalan
Pada tahap perkenalan
produsen menawarkan suatu produk baru (barang atau jasa) ke pasar. Karena
produknya masih belum dikenal oleh konsumen, pertumbuhan penjualan masih
lambat. Strategi pemasaran pada tahap perkenalan yaitu;
Strategi peluncuran cepat
(rapid-skimming strategy) merupakan peluncuran produk baru pada harga tinggi
dengan tingkat promosi yang tinggi.
Strategi peluncuran lambat
(slow-skimming strategy) adalah peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan
sedikit promosi.
Strategi penetrasi cepat
(rapid-peneration strategy) merupakan peluncuran produk pada harga rendah
dengan biaya promosi yang besar.
Strategi penetrasi lambat
(slow-peneration strategy) merupakan peluncuran produk baru dengan harga rendah
dan tingkat promosi rendah.
Ø
Tahap Pertumbuhan
Setelah produk baru tersebut dapat
diterima pasar atau konsumen, penjualan akan meningkat dan daur hidup produk
berada pada fase pertumbuhan. Tahap ini ditandai dengan adanya pesaing baru di
pasar, yang memaksa produsen menambah kegiatan produksinya walaupun tidak
segencar ketika produk pertama kali diluncurkan. Harga tidak berubah tetapi
mengalami sedikit penurunan untuk mengatasi persaingan serta penjualannya
mengalami peningkatan yang pesat. Pada tahap ini strategi pemasaran yang dapat
dilakukan perusahaan diantaranya dengan meningkatkan kualitas produk dan
menambah keistimewaan produk baru, mencari segmen baru, mencari saluran
distribusi baru, serta melakukan promosi melalui iklan untuk meyakinkan pembeli
tentang kualitas produk tersebut.
Ø
Tahap Kedewasaan
Tahap kedewasaan dibagi menjadi tiga,
yaitu tahap kedewasaan yang meningkat, stabil, dan tahap kedewasaan yang
menurun. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan
pangsa pasar adalah dengan modifikasi pasar, modifikasi produk, serta
modifikasi bauran pemasaran.
Modifikasi
pasar dapat dilakukan dengan mencari pembeli dan segmen baru, menaikkan
penggunaan, dan memperbaiki kembali posisi merek. Modifikasi produk dilakukan
dengan perbaikan kualitas, tampilan fisik (feature), dan perbaikan style atau
corak. Modifikasi bauran pemasaran misalnya dengan menurunkan harga dan promosi
yang lebih agresif.
Ø
Tahap Penurunan
Pada tahap ini, penjualan produk
mulai menurun hingga menghilang dari pasaran. Penurunan penjualan bisa lambat
atau cepat. Penjualan dapat jatuh sampai nol atau bertahan di tingkat rendah.
Penurunan penjualan ini disebabkan antara lain oleh perkembangan teknologi,
pergeseran selera konsumen, serta meningkatnya persaingan dalam negeri dan luar
negeri.
Terdapat
beberapa strategi yang dapat ditempuh pada tahap ini, yaitu:
Meningkatkan investasi
perusahaan (untuk mendominasi atau memperkuat posisi persaingannya)
Mempertahankan tingkat
investasi perusahaan sampai ketidakpastian tentang industri itu terselesaikan
Melepaskan bisnis itu
secepatnya dengan menjual asetnya sehingga mendapatkan keuntungan.
Contoh
kasus strategi pemasaran pada daur hidup produk:
Pada tahap perkenalan dimana produk
baru pertama kali dibuat dan diperkenalkan ke pasar, ditandai dengan
pertumbuhan penjualan yang lambat, profit negatif. Anggaran lebih diarahkan
kepada strategi perluasan jalur distribusi dan promosi pengenalan produk.
Strategi mengantisipasi pesaing yang akan masuk perlu dilakukan dalam kondisi
ini.
Misal, jasa Sewa Tas Branded, sebagai
ceruk baru yang mengediaki gengsi bagi wanita kalangan menengah dan atas.
Diketahui masa pakai tas pada kalangan ini sangat singkat bahkan bisa sekali
pakai. Jasa sewa tas branded dengan menggunakan web based berdasar member
cardmerupakan potensi pasar yang bisa digarap. Strategi yang dapat dilakukan
misal dengan penetapan harga sewa yang sesuai dengan harga tas. Juga dengan
mengedukasi pasar bahwa menyewa tas adalah hal yang tidak mengurangi gengsi.
Selain itu dengan melakukan profil pelanggan untuk mengirangi resiko kehilangan
tas.
Tahap Penurunan: Contoh produk berbau
teknologi yang telah turun dan habis di pasaran adalah produk radio panggil
(pager) seperti Nusapage karena telah adanya teknologi HP yang lebih OK dan
memiliki harga yang hampir sama dengan pager namun memiliki banyak kelebihan
dan fasilitas. Investasi baru untuk beralih teknologi harus dilakukan.
3.
Price (Harga)
Menurut Kotler
dan Keller (2009) menyatakan bahwa harga adalah elemen dalam bauran pemasaran
yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk
mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Pemasaran produk perlu memahami
aspek psikologis dari informasi harga yang meliputi harga referensi (reference
price), inferensi kualitas berdasarkan harga (prce-quality inferences)dan
petunjuk harga (price clues).
Pada setiap
produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga
pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga
tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktik saingan dan perubahan keinginan
pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan,
mark-up, mark-down, dan sebagainya.
Sedangkan Stanton
mendefinisikan harga: “Price is the amount of money and or goods needed to
acquire some combination of another goods and its companying services”.
Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau
barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang
disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran
yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu
tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga
merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Perusahaan
menetapkan suatu harga dengan melakukan pendekatan penetapan harga secara umum
yang meliputi satu atau lebih diantara tiga perangkat perimbangan berikut ini
yakni:
a.
Cost-Based Pricing
(Penetapan harga berdasarkan biaya)
1)
Cost-Plus-Pricing (Penetapan
harga biaya plus)Metode ini merupakan metode penelitian harga yang paling
sederhana, dimana metode ini menambah standar mark-up terhadap biaya produk.
2)
Break Even Analysis and
Target Profit Pricing (Analisis peluang pokok dan penetapan harga laba
sasaran).Suatu metode yang digunakan perusahaan untuk menetapkan harga apakah
akan break even atau membuat target laba yang akan dicari.
b.
Value-Based Pricing
(Penetapan harga berdasarkan nilai)Metode ini menggunakan satu persepsi nilai
dari pembeli (bukan dari biaya penjualan) untuk menetapkan suatu harga.
c.
Competition-Based Pricing
(Penetapan harga berdasarkan persaingan)
1)
Going-rate Pricing
(Penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku)Perusahaan mendasarkan harganya
pada harga pesaing dan kurang memperhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan
dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dan pesaing
utamanya.
2)
Scaled-Bid Pricing
(Penetapan harga penawaran tertutup)Perusahaan menetapkan pesaing dan bukan
berdasarkan hubungan yang kaku atas biaya atau permintaan perusahaan.
4.
Place (Distribusi)
Ada tiga aspek
pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat).
Aspek tersebut adalah:
a.
Sistem transportasi
perusahaan, termasuk dalam sistem ini antara lain keputusan tentang pemilihan
alat transportasi (pesawat udara, kereta api, kapal, truk, pipa), penetuan
jadwal pengiriman, penentuan rute yang harus ditempuh dan seterusnya.
b.
Sistem penyimpanan, dalam
sistem ini bagian pemasaran harus menentukan letak gudang, jenis peralatan yang
dipakai untuk menangani material maupun peralatan lainnya.
c.
Pemilihan saluran
distribusi, menyangkut keputusan-keputusan tentang penggunaan penyalur
(pedagang besar, pengecer, agen, makelar), dan bagaimana menjalin kerjasama
yang baik dengan para penyalur tersebut.
5.
Promotion (Promosi)
Menurut Kotler
dan Keller (2009 :510) menyatakan bahwa promosi adalah berbagai cara untuk
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun
tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual.
Menurut
Philip Kotler promotion tools didefinisikan sebagai berikut :
a.
Advertising
(Periklanan)Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan
oleh sponsor yang diketahui.
b.
Personal selling (Penjualan
perorangan)Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba
dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.
c.
Sales promotion (Promosi
penjualan)Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang
bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan.
d.
Public relation
(Publisitas)Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau
jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi.
Tujuan promosi yaitu untuk
membantu tercapainya tujuan pemasaran dan tujuan perusahaan secara lebih luas.
Perusahaan dapat mendasarkan program-program promosinya pada satu atau lebih
tujuan berikut:
a.
Memberikan informasi.
b.
Meningkatkan penjualan.
c.
Menstabilkan penjualan.
d.
Memposisikan produk.
e.
Membentuk citra produk.
Tidak peduli seberapa berbakatnya
seseorang atau betapapun unggulnya sebuah produk, kesuksesan tidak akan pernah
diperoleh tanpa penguasaan ketrampilan komunikasi. Bahkan seorang William
Shakespeare pernah mengemukakan dalam bukunya Troilus, “No man is the lord of
anything, though in and of him there be much consisting, Till he communicate
his parts to others”
Dalam kerangka perusahaan,
keberhasilan penjualan ditentukan oleh dua hal, yaitu bagaimana memahami
karakter konsumen dan bagaimana menyampaikan upaya pemasaran dengan komunikasi
yang efektif.
Komunikasi yang efektif, baik itu
secara personal ataupun dalam dunia bisnis pada dasarnya harus dilakukan dengan
mengerti dahulu orang lain yaitu mengerti karakter dan maksud/tujuan orang
tersebut.
Begitu juga dalam Pemasaran, pada
dasarnya tugas seorang marketer adalah memahami apa yang terjadi pada kesadaran
konsumen antara datangnya stimuli dari luar dan keputusan pembelian, dan hal
ini dalam model perilaku konsumen melibatkan 2 hal yaitu karakter konsumen dan
maksud/tujuan konsumen (secara lebih luas maksud/tujuan konsumen ini termasuk
dalam proses keputusan pembelian).
Melihat karakteristik konsumen dan
alasan-alasan untuk melakukan pembelian yang berbeda-beda, maka strategi untuk
mengkomunikasikan merek atau produk pun berbeda-beda tergantung pasar yang
dilayani dan jenis produk itu sendiri. Jadi dalam hal ini seorang marketer yang
handal harus menjadi seorang communicator yang efektif.
Melihat lebih jauh perilaku
konsumen, pada prinsipnya ada tiga tahapan yang dilewati oleh konsumen untuk
melakukan respon atas komunikasi yang dilakukan oleh para marketer, yaitu tahap
kogntif, tahap afektif, dan tahap behavioral. Tahap kognitif merupakan proses
secara mental rasional sebagai jawaban atas informasi yang diperoleh dari
paramarketer (entah itu berupa iklan, promosi, spanduk, dan sebagainya). Tahap
afektif adalah tahap dimana konsumen merasakan secara emosional yang
menimbulkan evaluasi positif atau negatif atas produk. Dan yang terakhir
adalahbehavioral merupakan tindakan dari hasil kognitif dan afektif tersebut
berupa pembelian. Tahap-tahap tersebut dari sisi konsumen merupakan tahap
belajar merasakan melakukan.
Sasaran Promosi dan Konsep AIDA
Tujuan akhir dari promosi adalah
untuk menjadikan seseorang /calon pembeli potensial membeli suatu produk maupun
jasa yang ditawarkan suatu organisasi bisnis maupun nirlaba. Suatu model yang
digunakan untuk menjangkau tujuan promosi yaitu konsep AIDA (Attention/perhatian,
Interest/minat, Desire/keinginan, Action/tindakan). Model ini mengemukakan
bahwa konsumen memberi respons dari pesan pemasaran dalam urutan kognitif
(berpikir), affektif (perasaan), dan konatif (melakukan). Pertama, manajer
promosi menarik perhatian seseorang dengan suatu pendekatan tertentu, misal
dengan menggunakan periklanan, promosi penjualan ataupun penjualan personal.
Kemudian suatu presentasi penjualan yang baik, demonstrasi, atau iklan
menciptakan minat terhadap produk sehingga perusahaan berusaha menciptakan
suatu fitur produk khusus yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Akhirnya, penawaran khusus tersebut ditujukan untuk memperoleh
tindakan pembelian.
Selain konsep AIDA, ada beberapa
model lain dalam kaitannya dengan respon konsumen ini yang kita kenal
sebagaiResponse Hierarchy Models yaitu Hierarchy of Effects Model,
Innovation-Adoption Model, dan Communications Model. Dan pada prinsipnya
model-model tersebut mencakup ketiga tahapan berikut.
Tahap learn-feel-do akan tepat bila
keterlibatan kosumen tinggi dan terdapat diferensiasi produk yang tinggi.
Special goods lebih tepat dengan pola seperti ini. Penjualan mobil BMW
merupakan salah satu contoh, dimana Harley Davidsonmerupakan kendaraan bermotor
yang memberikan diferensiasi yang sangat tinggi dibanding kendaraan bermotor
yang lain. Konsumennya pun dlayani secara personal yang mengakibatkan
keterlibatan konsumen terhadap produk sangat tinggi, misalnya dengan cara
konsumen ingin mengetahui produk keluaran terakhir atau bergabung dalam Harley
Davidson Club. Hal ini bukan saja menciptakan konsumen yang loyal, tapi lebih
dari itu akan menciptakan konsumen yang antusias!!
Tahap do-feel-learn akan cocok bila
keterlibatan kosumen tinggi namun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
kategori produk. Misalnya untuk produk cat rumah dimana perbedaan dengan
produk-produk sejenis tidak terlalu signifikan, namn keterlibatan konsumen
cukup tinggi dalam pencarian produk.
Tahap learn-do-feel akan tepat
dterapkan untuk kategori produk sedikit memiliki perbedaan dan keterlibatan
konsumen jug rendah. Untuk convenience goods banyak termasuk dalam kategori
keterlibatan konsumen yang rendah, seperti sembilan bahan pokok misalnya beras,
minyak goreng, gula, garam, dan lain sebagainya
Bauran Promosi
Bauran promosi kombinasi metode
promosi yang digunakan untuk meningkatkan penerimaan produk-produknya. Terdapat
empat metode komunikasi yaitu:
a.
Periklanan
Yaitu penyajian
penjualan non personal yang dikomunikasikan melalui bentuk media atau non-media
untuk mempengaruhi sejumlah besar konsumen. Adapun bentuk-bentuk periklanan
antara lain suratkabar, majalah, radio, televisi, radio, internet, surat dan
telemarketing. Bentuk periklanan yang terbaru adalah advetorial (iklan cetak
dengan isi editorial yang menyerupai isi majalahatau koran), infomercial (misal
TV commercial selama 30 menit berisi demonstrasi produk), dan banner (tanda
kecil pada halaman iklan Web yang dapat diklik untuk mendapat tawaran utuhnya).
Pemilihan media atau bentuk
periklanan didasarkan pada berbagai faktor, yaitu:
1)
Produk yang diiklankan
2)
Sistem dstribusi produknya
3)
Editorial
4)
Kemampuan teknis media
5)
Strategi periklanan saingan
6)
Sasaran yang dapat dicapai
7)
Karakteristik media
8)
Biaya
Salah satu keuntungan dari
periklanan adalah kemampuannya untuk mengkomunikasikan kepada sejumlah besar
orang pada satu waktu. Dengan demikian biaya kontak per orang jadi rendah.
Keunggulan iklan adalah mampu menjangkau massa (misal melalui TV) dan juga
target yang sempit (misal melalui iklan cetak dalam majalah tertentu). Namun
demikian kelemahannya adalah biaya keseluruhan penggunaan iklan adalah mahal
meskipun biaya per kontak relatif murah.
Dalam menegembangkan suatu
program periklanan, pemasar perlu memperhatikan motif pembeli dan pasar
sasaran. Keputusan periklanan meliputi 5M:
Mission (apa tujuan iklan)
Money (berapa banyak uang
yang dikeluarkan)
Message (pesan apa yang
seharusnya dikirim)
Media (media apa yang
seharusnya digunakan)
Measurement (bagaimana
hasilnya dievaluasi)
Perencanaan dan pengendalian iklan
yang baik dapat dilihat dari pengukuran efektivitas iklan. Pengiklan mencoba
mengukur efek komunikasi via iklan, yaitu efek potensialnya terhadap kesadaran
(awareness), pengetahuan (knowledge), dan preferensi konsumen serta pada penjualan.
Tujuan periklanan dapat
dikelompokkan berdasar tujuannya yaitu:
Informative advertising,
bertujuan untuk menginformasikan (to inform) atau untuk membangun primary
demand konsumen, biasa digunakan pada tahap perkenalan produk.
Persuative advertising, bertujuan
untuk meyakinkan (to persuate) atau untuk membangun selective demand konsumen
dibanding merek tertentu, biasa digunakan pada saat produk mulai mengalami
persaingan.
Reminder advertising,
bertujuan untuk mengingatkan (to remembering), biasa digunakan pada tahap
kedewasaan.
b.
Penjualan personal/pribadi
Yaitu presentasi penjualan secara
personal yang digunakan untuk mempengaruhi satu konsumen atau lebih. Penjualan
personal membutuhkan keahlian dari tenaga penjualan untuk mempengaruhi tingkat
permintaan konsumen akan suatu produk. Penjualan pribadi merupakan suatu
situasi pembeian dimana dua pihak atau pembeli dan penjual berkomunikasi untuk
mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembeli berkeinginan meminimalkan
biaya dan memastikan kualitas produk sedang penjual berkeinginan memaksimalkan
pendapatan dan keuntungan. Gagasan pang akhir dari penjualan pribadi adalah
tercitanya hubungan jangka panjang antara tenaga penjual dengan seorang
pembeli.Penjualan ini desebut dengan penjualan hubungan (relationship selling)
dimana tujuannya adalah tidak sekedar meningkatkan penjualan namun lebih pada
penciptaan hubungan keterikatan dan loyalitas konsumen. Konsep ini lebih sesuai
untuk diterapkan pada barang jenis industri atau bisnis seperti mesin-mesin
alat berat atau sistem computer.
c.
Promosi penjualan
Yaitu serangkaian aktivitas yang
dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen. Promosi penjualan terdiri dari semua
kegiatan pemasaran selain penjualan pribadi, iklan dan humas. Promosi penjualan
biasanya merupajkan alat jangka pendek yang digunakan untuk merangsang
permintaan secepatnya.
Promosi penjualan biasanya lebih
mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap, karena itu sasaran promosi
penjualan lebih ditujukan pada pencapaian target pelanggan sehubungan dengan
perilaku umum, misal apakah konsumen loyal terhdap produk Anda atau lebih pada
produk pesaing? Apakah konsumen akan berpindah merek gunamencari kesepakatan
yang lebih baik? Apakah konsumen hanya membeli produk yang murah dan tidak peduli
apa pun? Strategi promosi penjualan yang dapat dilakukan adalah rabat/ potongan
harga, kupon, sampling/ pemberian sampel gratis, pameran dagang, dan kontes dan
undian
Penentuan
alat promosi tergantung pada perilaku umum target konsumen atau tipe pembeli
yang dituju.
Misal para pemasar yang
menargetkan pada para pemakai loyal maka mereka hanya tidak perlu merubah
perilaku mereka namun dengan memperkuat loyalitas atau meningkatkan penggunaan
produk. Untuk itu alat yang efektif dapat digunakan adalah dengan memberi
imbalan konsumen untuk pembelian ulang.
Apabila tipe pembeli yang
dutuju sering membeli produk pesaing, maka pemasar perlu berupaya menghentikan
loyalitas produk pesaing dan membujuk untuk berealih ke merek produknya dengan
cara memberikan sample untuk memperkenalkan keunggulan kualitas produknya dan
juga dengan mengadakan undian, kontes atau premi yang menciptakan minat
terhadap produk tersebut.
Apabila tipe pembeli yang
dituju suka membeli beragam produk maka pemasar berupaya membujuk untuk membeli
merk produknya lebih sering, yaiotu dengan cara memberikan kupon, paket
potongan harga, dan paket bonus dan juga dengan melakukan
kesepakatanperdagangan yang mebenatu produknya lebih tersedia di pasar
disbanding produk pesaing.
Apabila tipe pembeli yang
dituju suka membeli produk yang kurang mahal atau relatif murah, maka pemasar
berupaya memberikan harga murah atau denga menawarkan nilai tambah
yangmenjadikan harga menjadi kurang penting yaitu dengan cara memberikan kupon,
paket potongan harga, pengebalian dana, atau dengan kesepakatan perdagangan
untuk mengurangi harga suatu merek yang mungkin dibeli konsumen.
d.
Hubungan Masyarakat
Yaitu suatu bentuk hubungan
masyarakat yang dilakukan dengan tujuan menciptakan atau memelihara kesan yang
menyenangkan bagi masyarakat akan suatu produk atau perusahaan. Perusahaan
berusaha membangun hubungan yang baik dengan cara berkomunikasi dengan
masyarakat umum termasuk calon pelanggannya.
Hubungan masyarakat juga digunakan
untuk membuat klarifikasi publisitas yang merugikan konsumen atau untuk
menyiarkan informasi mereka kepada masyarakat. Strategi yang biasanya dilakukan
perusahaan antara lain acara khusus, rilis berita, dan konferensi pers.
Komunikasi Pemasaran Terpadu
(Integrated marketing Communication/ IMC)
IMC adalah suatu konsep
perencanaan komunikasi pemasaran yang menitikberatkan pada nilai tambah dari
rencana yang komprehensif melalui penggunaan kombinasi alat promosi pemasaran
sehingga melalui integrasi pesan yang berbeda, didapat arah komunikasi yang
jelas, konsisten, dan maksimum sehingga diharapkan berdampak pada pejualan yang
lebih besar.
Evaluasi Dampak Promosi
Pemasar dapat mengukur keberhasilan
promosinya melalui evaluasi terhadap pasar sasaran: seberapa besar mereka
mengenal atau mengingat pesan, berapa kali mereka melihat pesan, point apa yang
mereka ingat, dan bagaimana sikap mereka terhdap produk pada saat sebelum dan
sesudah merasakan pesan. Apabila perusahaan mempunyai target penjualan 10%,
maka pada periode berikutnya perusahaan perlu membandingkannya dengan penjualan
aktual yang dicapai, Jika sasaran strategi tidak dicapai, perusahaan perlu
merevisi strateginya.
6.
People
Menurut Dewi
(2011:79) menyatakan bahwa people merupakan penyedia barang dan jasa yang
melayani konsumen. People sedikitnya memiliki tiga hal yaitu service personnel,
the product themselves, dan local resident. Dalam hal ini pelatihan, pengendalian
kualitas, standardisasi kualifikasi dan sertifikasi kompetensi menjadi bagian
yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu pemasaran.
7.
Packaging
Menurut Morrison
(2010) menyatakan bahwa Packaging berarti pengelompokan dua elemen atau lebih dari
product experience ke dalam suatu produk. Packaging adalah kombinasi dari jasa
dan daya tarik produk yang saling berkaitan dalam satu paket penawaran harga.
Serangkaian produk yang dikemas dan dijual dengan menarik akan membentuk
pengalaman yang menarik pula.
8.
Programming
Menurut Morrison
(2010) menyatakan bahwa Programming adalah suatu teknik yang berkaitan dengan
packaging, yaitu pengembangan aktivitas tertentu, acara, atau program untuk
menarik dan meningkatkan pembelanjaan, atau memberikan nilai tambah pada paket
atau produk. Packaging memiliki kaitan dengan packaging yang melibatkan event
special aktivitas atau program suatu produk untuk membuatnya lebih beraneka
ragam dan menarik.
9.
Partnership
Yaitu suatu
hubungan yang dijalin dengan usaha yang sejenis maupun usaha tidak sejenis yang
menciptakan benefit dari pihak-pihak tersebut.
C. STRATEGI PEMASARAN
Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah
pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran,
alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan
kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang
menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu:
1.
Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap
daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan
tahap kemunduran.
2.
Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan
posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau
hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
3.
Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan
situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi
makmur atau inflasi tinggi.
Menurut Armstrong dan
Kotler (2000:5), marketing adalah “A societal process by which individuals and
groups obtain what they need and want through creating, offering and freely
exchanging products and services of value with others”.
Sedangkan pengertian
Marketing strategy menurut Armstrong dan Kotler (2000:37), yaitu “The marketing
logic by which the business unit hopes to achieve its marketing objective”.
Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi pemasaran adalah
pernyataan pokok
tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target
pasar yang ditentukan.
Segmentasi
(Segmentation)
Segmentasi pasar adalah
kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda
yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar
bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian dan
menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara
pembeli di pasar.
Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar
Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya
yaitu:
1.
Dasar – dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen.
a.
Variabel geografi, diantaranya: wilayah, ukuran daerah, ukuran kota dan
kepadatan iklim.
b.
Variabel demografi, diantaranya: umur, keluarga, siklus hidup,
pendapatan, pendidikan, dll.
c.
Variabel psikologis, diantaranya: kelas sosial, gaya hidup dan
kepribadian.
d.
Variabel perilaku pembeli, diantaranya: manfaat yang dicari, status
pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
2.
Dasar – dasar segmentasi
pada pasar industry
a.
Tahap 1: menetapkan
segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis dan banyaknya
langganan.
b.
Tahap 2: yaitu sikap
terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas produk dan pelanggan.
Syarat segmentasi Pasar
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif
yaitu:
a.
Dapat diukur
b.
Dapat dicapai
c.
Cukup besar atau cukup menguntungkan
d.
Dapat dibedakan
e.
Dapat dilaksanakan
Tingkat Segmentasi Pasar
Karena pembelian mempunyai
kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar
yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa
tingkat yang berbeda.
1.
Pemasaran massal
Pemasaran
massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal
untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
2.
Pemasaran segmen
Pemasarn
segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku
pembelian.
3.
Pemasaran ceruk
Pemasaran
ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu
ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit.
4.
Pemasaran mikro
Praktek
penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu
atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan
pemasaran individu.
Manfaat Segmentasi Pasar
Sedangakan manfaat dari segmentasi pasar adalah:
1.
Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih
kesempatan- kesempatan pemasaran.
2.
Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon
pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara
lebih tepat pada berbagai segmen.
3.
Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik
pemasarannya
Menurut Solomon dan Elnora (2003:221), segmentasi adalah ”The process
of dividing a larger market into smaller pieces based on one or more
meaningful, shared characteristic”. Dengan melaksanakan segmentasi pasar,
kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki
perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka
memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu perusahaan dapat melakukan
program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas
masing-masing segmen.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1.
Demografis
Segmentasi
ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan
variabel demografis sepert: Usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan,
ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.
2.
Psikografis
Segmentasi
ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan
menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan lain-lain. Informasi
demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi yang cukup
untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen
berdasarkan psychografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
3.
Perilaku
Segmentasi
ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam segmen-segmen berdasarkan
bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara konsumen menggunakan barang/situasi
pemakaian, dan loyalitas merek. Cara untuk membuat segmen ini yaitu dengan
membagi pasar ke dalam pengguna dan non-pengguna produk.
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa
karakteristik:
1.
Measurable : Ukuran, daya
beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang
sulit diukur.
2.
Accessible : Segmen pasar
harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3.
Substantial : Segmen pasar
harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
4.
Differentiable : Segmen-segmen
dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda
terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
5.
Actionable : Program yang
efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang
bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1.
Mensegmen pasar menggunakan
variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari,
dan situasi pemakaian.
2.
Mendeskripsikan segmen
pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat
membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara
berkomunikasi dengan konsumen.
Targeting
Menurut Solomon dan Elnora (2003:232), Target market ialah ”Group that
a firm selects to turn into customers as a result of segmentation and
targeting”.
Setelah pasar dibagi-bagi
dalam segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target
market.
Perusahaan dapat memilih
dari empat strategi peliputan pasar:
1.
Undifferentiated targeting
strategy, strategi ini menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan
kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan
untuk melayani semua pasar.
Perusahaan mengandalkan
produksi, distribusi, dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di
mata sebagian besar konsumen.
2.
Differentiated targeting
strategy, perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik
yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan
berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi
kebutuhan tersebut.
3.
Concentrated targeting
strategy, perusahaan lebih memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu
segmen yang dianggap paling potensial.
4.
Custom targeting strategy,
lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual.
Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu:
1.
Mengevaluasi daya tarik
masing-masing segmen dengan menggunakan variable-variabel yang dapat
mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani
setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang
pasar sasaran.
2.
Memilih satu atau lebih
segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan
kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan
Positioning
Menurut Solomon, dan Elnora (2003:235), Positioning ialah “Developing a
marketing strategy aimed at influencing how a particular market segment
perceives a good or service in comparison to the competition”. Penentuan posisi
pasar menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dibedakan dari para pesaingnya.
Ada beberapa positioning
yang dapat dilakukan:
1.
Positioning berdasarkan
perbedaan produk. Pendekatan ini dapat dilakukan jika produk suatu perusahaan
mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan dengan pesaing dan konsumen harus
merasakan benar adanya perbedaan dan manfaatnya.
2.
Positioning berdasarkan
atribut produk atau keuntungan dari produk tersebut.Pendekatan ini berusaha
mengidentifikasikan atribut apa yang dimiliki suatu produk dan manfaat yang
dirasakan oleh kosumen atas produk tersebut.
3.
Positioning berdasarkan
pengguna produk.Pendekatan ini hampir sama dengan targeting dimana lebih
menekankan pada siapa pengguna produk.
4.
Positioning berdasarkan
pemakaian produk.Pendekatan ini digunakan dengan membedakan pada saat apa
produk tersebut dikonsumsi.
5.
Positioning berdasarkan
pesaing.Pendekatan ini digunakan dengan membandingkan keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh pesaing sehingga konsumen dapat memilih produk mana yang
lebih baik.
6.
Positioning berdasarkan
kategori produk.Pendekatan ini digunakan untuk bersaing secara langsung dalam
kategori produk, terutama ditujukan untuk pemecahan masalah yang sering
dihadapi oleh pelanggan.
7.
Positioning berdasarkan
asosiasi.Pendekatan ini mengasosiasikan produk yang dihasilkan dengan asosiasi
yang dimiliki oleh produk lain. Harapannya adalah sebagian asosiasi tersebut
dapat memberikan kesan positif terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
8.
Positioning berdasarkan
masalah.Pendekatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk
yang ditawarkan memiliki positioning untuk dapat memecahkan masalah.
D.
ANALISIS PELUANG PEMASARAN
Analisis Lingkungan Pemasaran
Perusahaan selain harus memperhatikan kebutuhan
konsumen, juga harus memperhatikan lingkungan pemasaran. Analisis lingkungan pemasaran
terdiri dari analisis lingkungan makro dan
lingkungan mikro.
1.
Lingkungan
Makro
Dalam
lingkungan makro terdapat kekuatan-kekuatan uncontrollable yang dapat
memberikan peluang atau menimbulkan ancaman bagi perusahaan sehingga perlu
dicermati dan ditanggapi oleh perusahaan. Kekuatan-kekuatan lingkungan yang
dapat berpengaruh pada proses pengambilan keputusan dalam perencanaan
pemasaran, antara lain:
a.
Demografi
Berisikan tentang data kependudukan beserta
karakteristik distribusinya. Perusahaan perlu melihat kecenderungan demografi
utama dan karakteristiknya karena dapat berimplikasi pada pengambilan keputusan
dalam perencanaan pemasaran. Misal data pertumbuhan tingkat jumlah kelahiran
bayi yang meningkat merupakan informasi penting bagi pemasar untuk mengetahui
adanya potensi pasar akan produk perlengkapan bayi dan susu formula.
b.
Kondisi
ekonomi
Hal-hal yang terkait antara lain distribusi
pendapatan, tabungan, hutang atau ketersediaan kredit. Pemasar perlu
memperhatikan kecenderungan-kecenderungan utama dalam pendapatan dan pola
pengeluaran rumah tangga yang dipengaruhi oleh faktor tingkat harga dan
inflasi. Misal, di saat tingkat inflasi tinggi yang ditandai oleh adanya
peningkatan harga barang-barang di pasaran, maka tingkat konsumsi masyarakat
cenderung menurun dan tingkat minat untuk menabung menjadi tinggi.
c.
Lingkungan
teknologi
Perubahan teknologi membawa dampak
pada perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pasar. Untuk itu dibutuhkan adanya
inovasi penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan ide-ide kreatif
produk baru yang berorientasi pasar karena adanya kebutuhan konsumen yang perlu
terpenuhi. Misal adanya perkembangan teknologi informasi dan adanya gaya hidup
yang menuntut kepraktisan menuntut pemasar untuk lebih menawarkan program
pemasaran terutama kebijakan pendistribusian produk malalui fasilitas internet
atau electronic marketing seperti internet based stores, electronic catalog,
video marketing, mail marketing atau cybermalls.
d.
Politik
dan hukum
Keputusan pemasaran sangat
dipengaruhi oleh perkembangan dalam lingkungan politis yang terdiri dari hukum,
badan pemerintah dan kelompok berpengaruh. Misal, pengaturan pemerintah untuk
melindungi kepentingan konsumen dari perilaku bisnis yang tidak terkendalikan
melalui Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) membawa dampak pada
pengawasan produk secara lebih intensif.
e.
Sosial
dan budaya
Pergeseran nilai budaya, cara hidup,
nilai-nilai sosial, keyakinan dan kesenangan dari suatu masyarakat perlu
mendapat perhatian pemasar karena dapat mempengaruhi program pemasaran. Misal
adanya gaya hidup dari kalangan menengah ke atas membawa dampak pada kebijakan
periklanan yang menekankan pada unsur estetis dan kesan glamour.
f.
Lingkungan
fisik atau alam
Pemasar perlu memperhatikan hal-hal
seperti keterbatasan sumber daya alam, pelestarian lingkungan, dan meningkatnya
polusi dan biaya energi untuk penentuan program pemasaran suatu produk. Misal
dengan adanya isu-isu gerakan hijau untuk perlindungan alam (green marketing),
sebaiknya perusahaan menciptakan kemasan produk yang ramah lingkungan (bukan
berasal dari bahan baku yang susah diuraikan secara biologis, tidak menimbulkan
efek rumah kaca/ merusak lapisan ozon).
2.
Lingkungan Mikro
Yang dimaksud dengan
lingkungan mikro adalah faktor-faktor lingkungan di luar perusahaan yang
memberi pengaruh secara langsung dan cukup kuat pada perusahaan dalam proses
pengambilan keputusan pemasaran. Seperti lingkungan makro, lingkungan mikro ini
juga merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan, walau tidak tertutup
kemungkinan bagi perusahaan juga dapat mempengaruhi secara timbal balik pada
faktor-faktor lingkungan mikro.
a.
Pemasok
Pemasok merupakan suatu lembaga yang
membantu perusahaan dalam memasok kebutuhan perusahaan untuk memproduksi barang
dan jasa. Kerjasama antara pemasok dengan perusahaan memberikan pengaruh
positif satu sama lain. Pemasok memberi pengaruh pada nilai pelanggan terutama
yang terkait dengan masalah ketersediaan bahan baku produksi dan penghantaran
hasil produksi.
b.
Perantara pemasaran
Perantara pemasaran memberi pengaruh
yang cukup kuat terhadap kesuksesan upaya pemasaran perusahaan, karena terkait
dengan proses pendistribusian, penjualan, dan pengenalan produk dan jasa yang dihasilkan
perusahaan kepada konsumen akhir. Perantara pemasaran bisanya lebih mengetahui
keadaan pasar karena terdiri dari para distributor dan pengecer yang
berhubungan langsung dengan pembeli atau konsumen.
c.
Pelanggan
Perusahaan perlu mengetahui karakteristik
dan keinginan pelanggannya yang merupakan para pembeli produk dan jasa yang
ditawarkan. Perusahaan harus berusaha mengutamakan kepuasan kepada pelanggannya
dengan menawarkan produk dan jasa yang sesuai kebutuhan dan keinginannya. Dalam
hal ini masalah konsumerisme menjadi sesuatu yang penting untuk melindungi
konsumen secara hukum dari propaganda palsu perusahaan yang mengutamakan
keuntungan yang besar dalam jangka pendek.
d.
Pesaing
Lingkungan persaingan sangat
mempengaruhi kesuksesan usaha pemasaran suatu perusahaan untuk meraih pasar
sasarannya. Perusahaan perlu mengetahui berbagai karakteristik dalam lingkungan
persaingannya seperti struktur industri, strategi pemasaran para pesaing,
tingkat atau ukuran persaingan, dan aspek persaingan lainnya untuk memberikan
nilai yang lebih kepada pelanggannya dibanding pesaing.
e.
Publik
Yaitu terdiri dari kelompok masyarakat
yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan, seperti karyawan, pemegang saham,
lembaga keuangan, masyarakat, media massa, dan lembaga swadaya masyarakat.
Analisis Perilaku Konsumen
Dalam menganalisis peluang pasar, pemasar juga perlu melalukan analisis
perilaku konsumen untuk mengidentifikasi perilaku beli konsumen dan proses
pembeliannya beserta faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
pembelian. Tujuan pemasaran adalah untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
konsumen. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang perilaku konsumen untuk
mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih,
membeli, menggunakan barang, jasa dan ide untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. Pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsi, preferensi,
dan perilaku beli konsumen.
Model Perilaku Konsumen
Pada dasarnya terdapat dua faktor penentu yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen yaitu kekuatan lingkungan dan faktor-faktor individual.
1.
Kekuatan lingkungan
mencakup:
a.
Budaya
Budaya
merupakan determinan atau penentu yang paling fundamental dari keinginan dan
perilaku seseorang. Serangkaian tata nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
seseorang didapat melalui keluarganya dan lembaga-lembaga sosial lainnya.
Seorang anak yang tumbuh di Asia mendapatkan pemahaman tata sulila dan
penghormatan yang lebih kepada orang tuanya dan orang yang berumur lebih tua.
Dari sini kebutuhan yang spesifik terkait dengan perilaku seseorang pun menjadi
berkembang. Anak selalu pergi ke masjid/musola lebih membutuhkan sarung dan
peci dibanding permainan PS (play station).
b.
Sub budaya
Sub-budaya terdiri juga
berperan dalam pembentukan perilaku seperti suku bangsa, agama, dan wilayah
geografis.
c.
Kelas social
Kelas
sosial dalam masyarakat mempunyai karakteristik nilai, minat, dan perilaku yang
homogen seperti pekerjaan, penghasilan, kekayaan, pendidikan dan orientasi
nilai. Kelas sosial membentuk perilaku konsumen dalam menentukan preferensi
produk dan merek dari pakaian, perabotan rumah, kendaraan dan kegiatan waktu
luang.
d.
Kelompok referensi
Kelompok referensi yang
merupakan kelompok dimana sesorang tinggal atau berinteraksi dapat memberi
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Tingkat
pengaruh kelompok referensi bervariasi antar produk dan merk. Menurut hasil
penelitian, kelompok referensi sangat kuat pengaruhnya terhadap produk mobil
dan televisi.
e.
Keluarga
Keluarga merupakan kelompok
utama yang paling berpengaruh tehadap perilaku seseorang. Para pemasar tertarik
untuk mengetahui peran dan pengaruh dari anggota keluarga dalam pembelian
berbagai produk atau jasa. Selanjutnya dalam pengambilan keputusan pembelian
suatu produk, peranan dan pengaruh seseorang dalam kelompoknya adalah sebagai
berikut:
1)
Sebagai initiator, yaitu
seseorang yang menyarankan membeli suatu produk.
2)
Sebagai influencer, yaitu
seseorang yang mempengaruhi keputusan akhir pembelian suatu produk.
3)
Sebagai decider, yaitu
seseorang yang memutuskan pembelian suatu produk.
4)
Sebagai purchaser, yaitu
seseorang yang bertugas melakukan pembelian.
5)
Sebagai user, yaitu
seseorang yang memakai produk yang dibeli.
Kelima fungsi di atas
merupakan decision making units, yaitu orang atau sekelompok orang yang
mempunyai tujuan sama dalam proses pengambilan keputusan dan diharapkan dapat
bersama-sama memikul resiko yang ditimbulkan. Seorang pemasar harus mengetahui
peranan dan pengaruh seseorang dalam pengambilan keputusan pembelian suatu
produk. Misal, dalam pengambilan keputusan untuk produk yang mahal, seperti
pembelian mobil, televisi, asuransi jiwa, peran suami biasanya lebih dominan
yaitu sebagai decider dan purchaser, sedangkan anak- anak bisa berperan sebagai
initiator atau user. Namun dalam pembelian produk makanan, minuman, pakaian
anak-anak, kebutuhan rumah tangga sehari-hari (pembersih lantai, gas, abu
gosok), peralatan rumah tangga (mesin cuci, peralatan dapur, meja kursi makan).
Peran dan status seseorang
dalam suatu keluarga, klub atau organisasi mempengaruhi perilaku pembeliannya.
Konsumen akan memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status
mereka dalam masyarakat.
f.
Faktor-faktor situasional
Disebut
juga dengan situasi sosial yang juga mempengaruhi proses pengambilan keputusan
konsumen. Pemasar harus memperhatikan faktor situasi sosial ini karena suatu
produk mungkin dibeli dalam situasi sosial dan produk lainnya dibeli pada
situasi yang lain.
Karakteristik
pribadi yang mempengaruhi keputusan pembelian seseorang yaitu usia dan tahap
siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, dan kepribadiannya.
Pengaruh usia dan tahap siklus seseorang terhadap pembelian produk yang
dikonsumsi, misal pasangan muda yang baru menikah dan belum mempunyai anak
mempunyai pola perilaku beli yang berbeda dengan keluarga yang mempunyai anak
usia sekolah.
Pekerjaan
dan keadaan ekonomi seseorang mempunyai pengaruh pada pola konsumsi dan pilihan
produk. Perilaku konsumsi juga dipengaruhi oleh gaya hidup atau pola hidup
sehari-hari seseorang yang dinyatakan dengan kegiatan, minat dan opini.
g.
Nilai-nilai, norma dan
peranan social
Nilai
sosial merupakan tujuan-tujuan yang dipandang penting olehmasyarakat dan
menggambarkan ide-ide bersama dalam suatu budaya tentang cara-cara bertindak
yang diinginkan. Norma adalah aturan-aturan yang menunjukkan apa ang benar dan
salah, yang dapat diterima dan ditolak oleh orang lain di dalam masyarakat.
Peran merupakan pola perilaku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam
suatu posisi.
h.
Variabel Bauran Pemasaran
Variabel produk, harga,
distribusi dan promosi merupakan faktor penting yang dapat diatur dan dirancang
pemasar.
2.
Faktor-faktor individual
mencakup:
a.
Persepsi
Persepsi
tentang suatu produk oleh konsumen selau dikaitkan dengan nilai yang diharapkan
(nilai produk, nilai pelayanan, nilai personil, dan nilai citra) dibandingkan
dengan ongkos (harga moneter, ongkos waktu, ongkos psikis, danongkos energi).
b.
Motif dan motivasi
Motivasi
seseorang dalam membeli suatu produk adalah untuk memperoleh kepuasan. Pemasar
dapat menganalisis motif-motif atau kekuatan yang mendorong seseorang melakukan
keputusan beli seperti faktor-faktor pemilikan, ekonomi, keingintahuan,
dominasi, status, kesenangan, dan peniruan. Maslow mengemukakan hirarki
kebutuhan Maslow terdiri dari lima jenjang pemenuhan kebutuhan secara asasi,
yaitu mulai dari kebutuhan fisiologi, kesehatan, sosial, harga diri dan
aktualiasi diri.
Orang
yang sudah mapan dan berkecukupan termotivasi memenuhi kebutuhan sosialnya
seperti berlibur ke lura negeri, makan di restoaran mahal dan berbelanja barang
mewah di toko terkenal untuk memenuhi kebutuhan penghargaan (self esteem),
mengajak anak istri tidur di hotel mewah untuk memenuhi kebutuhan aktialisasi
diri, semua motivasi tersebut bukanlah sekedar memenuhi kebutuhan jenjang
pertama dan kedua (makan minum untuk kelangsungan hidup).
c.
Pembelajaran
Perilaku beli konsumen
dimulai dengan proses pembelajaran konsumen tentang sesuatu, untuk kemudian
memberikan tanggapannya dan ahirnya akan menunjukkan sikap tertentu terhadap suatu
produk.
d.
Sikap dan keyakinan
Keputusan
pembelian merupakan keputusan akhir dari serangkaian proses sebelumnya, yaitu
proses pembelajaran melalui pengalaman pribadi dan sosial, sampai pada sikap
dan keyakinan terhadap perilaku yang akan dilakukannya. Keyakinan konsumen
tentang suatu produk pada ahirnya akan membentuk citra merek (brand image).
Sikap merupakan faktor penentu dalam meramalkan perilaku seseoran di masa
mendatang. Pemasar perlu memperkuat sikap konsumen yang positif dan juga harus
merubah sikap negatif konsumen terhadap suatu produk.
e.
Kepribadian
Sifat-sifat
kepribadian yang cocok atau relevan dengan strategi pemasaran adalah
innovativeness (tingkatan seseorrang suka mencoba sesuatu yang baru, percaya
diri (tingkatan secara positif konsumen mengevaluasi kemampuan mengambil
keputusan beli dan sociability (tingkatan seseorang berinteraksi sosial dan
menanggapai produk dengan situasi sosial).
f.
Pengalaman
Pengalaman
konsumen dalam menggunakan suatu produk merupakan kunci dari proses
pembelajaran konsumen untuk mengetahui perilaku belinya. Pengalaman positif
mendorong konsumen membeli barang yang sama di kemudian hari. Pemasar dapat
mengaplikasikannya dengan memberi contoh barang secara gratis.
g.
Konsep diri.
Konsep
diri merupakan cara bagi konsumen untuk melihat dirinya sendiri dan pada saat
yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri konsumen lain. Konsep diri tiap
konsumen berbeda-beda, konsumen harus mempelajari konsep diri untuk mengetaui
tujuan konsumen yang dapat mempengaruhi perilaku belinya.
g.
Gaya Hidup
Gaya
hidup merupakan modus hidup, terdiri dari aktivitas, minat, dan opini
seseorang. Gaya hidup atau disebut dengan psikografik menggambarkan
ukuran-ukuran tentang apa yang ada dalam benak konsumen. Karakteristik gaya
hidup sangat penting dalam strategi segmentasi pasar dan penentuan sasaran
konsumen.
E.
SASARAN PASAR DAN POSISI PASAR
Penentuan Sasaran Pasar
(Market Targetting)
Setelah mengadakan pengelompokan atau pembagian pasar keseluruhan ke
dalam segmen-segmen pasar yang homogen, maka perusahaan perlu melakukan
penetapan pasar sasaran (target market). Segmentasi pasar pada dasarnya
menunjukkan peluang pasar yang dihadapi perusahaan, selanjutnya perusahaan
perlu mengevaluasi macam-macam segmen yang ada untuk memutuskan berapa banyak
dan segmen mana yang akan dijadikan sasaran.
Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus
memperhatikan potensi laba masing-masing segmen, daya tarik laba jangka panjang
suatu segmen, dan tujuan jangka panjang perusahaan. Sedangkan untuk memilih
pasar sasaran, perusahaan perlu dapat mempertimbangkan tiga alternatif
strategi:
1.
Undifferentiated Marketing
Yaitu usaha untuk meninjau
pasar secara keseluruhan yang mendasarkan pada kesamaan-kesamaan kebutuhan
konsumen dengan mencoba mengembangkan produk tunggal untuk memenuhi keinginan
banyak orang.Misal penawaran gula merah dan minyak goreng tanpa merek yang
dibutuhkan semua orang.
2.
Differentiated marketing
Yaitu usaha untuk mengidentifikasi
kelompok-kelompok pasar tertentu dengan membagi pasar ke dalam dua kelompok
atau lebih. Misal suatu perusahaan yang menawarkan berbagai macam merek dengan
kemasan yang berbeda-beda untuk ditujukan pada segmen pasar yang berbeda.
3.
Concentrated Marketing
Yaitu usaha untuk memusatkan usaha
pemasaran perusahaan pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja dengan
menempatkan posisinya pada segmen pasar yang terbesar yang paling
menguntungkan. Misal penawaran sepeda motor jenis bebek dengan empat tak yang
mempunyai potensi pasar yang tinggi.
Penentuan Posisi Produk
(Product Positioning)
Setelah mengadakan segmentasi pasar dan penentuan sasaran pasar,
perusahaan perlu melakukan penentuan posisi penawarannya. Untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif, perusahaan perlu mengembangkan strategi penentuan posisi
produk ke pasar sasaran yang dituju. Adapun pengertian penentuan posisi produk
adalah sebagai berikut:
Penentuan posisi adalah tindakan untuk merancang citra perusahaan serta
nilai yang ditawarkan sehingga pelanggan dalam suatu segmen memahami dan
menghargai kedudukan perusahaan dalam kaitannya dengan pesaing (Kotler,1997).
Dengan demikian penentuan posisi produk lebih memfokuskan pada apa
produk itu, seperti apa produk itu, dan bagaimana pelanggan harus
mengevaluasinya. Perusahaan harus mengetahui persepsi dan preferensi pembeli
mengenai produk yang ditawarkan. Pemosisian produk menyangkut posisi uatu merek
dalam benak konsumen sedemikian rupa, sehingga dipersepsikan unik dan unggul
dibandingkanmerek pesaing dalam hal atribut dan manfaat produk. Perusahaan harus
berusaha membuat produknya lebih menonjol dari produk pesaing dan membuatnya
lebih menarik bagi pembeli. Untuk melakukan strategi penentuan posisi pasar
yang baik, perusahaan harus memutuskan karakteristik dan keistimewaan khusus
yang membedakan produk yang ditawarkan dengan pesaing kepada pasar sasaran.
Produk-produk yang memiliki posisi pasar yang kuat misal Sampurna A.
Mild yang berani membuat pernyataan-pernyataan dalam mempromosikan produk
rokoknya dengan slogan “how low can you go” atau “others can only follow”.
Pernyataan tersebut berusaha mengatakan bahwa produk rokok A. Mild memiliki
kandungan tar dan nikotin rendah dan merupakani pemimpin pasar untuk jenis
rokok ringan (bukan kretek).
Berbagai cara dapat dilakukan pemasaran dalam melakukan pemosisian
produk, tidak hanya dengan menggunakan atribut. Berikut berbagai cara
positioning yang dapat dikembangkan:
a.
Positioning berdasarkan
perbedaan produk
Yaitu dengan menunjukkan kepada
pasarnya tentang perbedaan/kekhasan produk (unique product feature). Misal
untuk produk paritas seperti tepung terigu, produsen dapat menyisipkan resep
kue bermutu ke dalam kemasannya. Kelemahan cara ini adalah mudah ditiru
pesaing.
b.
Positioning berdasarkan
manfaat produk
Sepanjang konsumen menganggap
manfaat suatu produk sangat diperlukan konsumen, perusahaan dapat menonjolkan
item ini. Beberapa bentuk manfaat produk yang dapat ditonjolkan antara lain
waktu, kemudahan, kejelasan, kejujuran, kenikmatan, murah, jaminan dan
sebagainya. Manfaat dapat bersifat ekonomis (murah, wajar, sesuai dengan
kualitas), fisik (tahan lama, bagus, enak dilihat) atau emosional (berhubungan
self image)
c.
Positioning berdasarkan
pemakaian
Shampo Clear dan minuman Gatorade
menggunakan positioning ini. Shampo Clear dengan manfaat anti ketombe dan
Gatorade yang ditonjolkan sebagai minuman kesegaran bagi para atlet dengan
manfaat penghilang dahaga.
d.
Positioning berdasarkan
kategori produk
Produk-produk yang muncul dalam
suatu kategori produk seperti Sampoerna A Mild menggunakan positioning ini.
Karena rokok-rokok yang sebelumnya lebih menggambarkan sosok pria sejati,
keras, kaya aroma. Dengan kategori low tar and nicotine, rokok ini lebih
menonjolkan sebagai rokok pertama yang “lebih sehat” dari rokok-rokok yang
keras.
e.
Positioning kepada pesaing
Di Amerika Serikat, Avis mengatakan
sebagai “we are number 2” sehingga onsumen menjadi ingat bahwa Avis memang
nomor 2 setelah Hertz yang memang nomor 1. Di Indonesia, karena perbandingan
secara tidak langsung dilarang, maka pemasara menggunakan cara tidak langsung.
Di saat Djarum dan Bentoel mengeluarkan LA Lights dan Star Mild, mala Sampoerna
mengatakan “how low can you go” pada iklannya.
f.
Positioning melalui
imajinasi
Imajinasi seperti tempat, orang,
benda, situasi, menjadikan positioning ini memiliki makna hubungan asosiatif.
Misal, LA light diasosiasikan dengan Los Angeles, Marlboro diasosiasikan dengan
koboi, Amerika, sabun Lux degan artis-artis/ bintang film muda dan sepatu Nike
dengan bintang olahraga terkenal.
g.
Positioning berdasarkan
masalah
Terutama untuk barang baru yang
belum dikenal, positioning dilakukan dengan menyinggung pada persoalan actual
untuk dapat mendapatkan kepercayaan publik. Seperti Gerakan Disiplin Nasional
dalam upaya mengembalikan kepercayaan public pada perbankan, penerapan
peraturan baru telah menggunakan positioning ini.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang
direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang,
penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang
telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama
dari pemasaran dapat tercapai.
B. SARAN
Dalam pemasaran suatu produk
perlu diperhatikan terlebih dahulu mengenai manajemen pemasaran, segmentasi
pasar, strategi pemasaran dan letak pasar, bauran produk, pengembangan produk,
pengaruh lingkungan dan perilaku konsumen sebagai dasar penentuan penjualan dan
kuantitas produk.
Dalam menghadapi persaingan pemasaran,
penentuan strategi pemasaran sangat penting dan hal ini juga harus ditunjang
oleh manajer pemasar yang professional dan memiliki kreatifitas yang tinggi.
Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran anda sebagai bagian penting dalam
perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Baso Swasta DH.SE.MBA, Ibnu
Sukotco(1988) Pengantar bisnis modern; Liberty Yogyakarta
Charles W Lambert,Carl Mc
Daniel,Joseph W Hair jr(2001).Pemasaran.Jakarta: Salemba empat
Meredith et.al, Geoffrey. (1996).
Kewirausahaan (Teori dan Praktik) Seri Manajemen No. 97.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
Longenecker, J.G. et.al. (2001).
Kewirausahaan (Manajemen Usaha Kecil) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.http://ciku.typepad.com/blog/2009/12/definisi-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran.html
(Dec 28, 2009 7:12:36 AM )
http://akuntansigorgeuz.wordpress.com/2011/02/12/manajemen-pemasaran/
(diakses pada tanggal 27 maret 2013, pukul 8.37 WIB)
http://asyachroni.wordpress.com/2012/10/12/bauran-pemasaran/
(diakses pada tanggal 29 maret 2013, pukul 10.33 WIB)
http://rajapresentasi.com/2009/04/strategi-pemasaran-dan-bauran-pemasaran/ (diakses pada tanggal 29 Maret 2013, Pukul 10.37 WIB)